Kamis, 08 Mei 2014

resensi kurikulum


Nama              : Mayasari
Nim                 : 1111015000020
Kelas               : 5C P.IPS/ Resume Kurikulum

Judul            : PENGEMBANGAN KURIKULUM TEORI DAN PRAKTEK
Pengarang    : Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata. 2012. BANDUNG
Penerbit       : PT REMAJA ROSDAKARYA- BANDUNG
Tebal            : 215 Halaman


KONSEP KURIKULUM
Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Guru melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dengan rencana dan persiapan yang matang. Mereka mengajar dengan tujuan yang jelas, bahan-bahan yang telah disusun secara sistematis dan rinci, dengan cara dan alat-alat yang telah dipilih dan dirancang secara cermat. Disekolah guru melakukan interaksi pendidikan secara berencana dan sadar.  Dalam lingkungan sekolah telah ada kurikulum formal, yang bersifat tertulis. Guru-guru melaksanakan tugas mendidik secara formal, karena itu pendidikan yang berlangsung disekolah sering disebut pendidikan formal. Kelebihan Dari Pendidikan formal yaitu: pertama, pendidikan formal disekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetatpi juga ilmu pengetahuan dan keterampilan. Kedua, pendidikan disekolah dapat memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas dan mendaalam. Ketiga, karena memiliki rancangan atau kurikulum secara formal dan tertulis pendidikan disekolah dilaksanakan secara berencana, sistematis, dan lebih disadari. Kurikulum adalah merupakan syarat mutlak bagi pendidikan sekolah, hal itu beararti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Komponen-komponen utama kurikulum yaitu tujuan, bahan ajar, metode-alat, dan penilaian. kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendididkan demi tercapainya tujuan-tujuan pendididkan.
Konsep Kurikulum
            Konsep kurikulum berjalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Kurikulum merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Menurut Mac Donald sistem persekolahan terbentuk atas empat subsistem, yaitu mengajar, belajar, pembelajaran, dan kurikulum. kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Menurut Taba kurikulum memberikan pegangan bagi pelaksanaan pengajaran dikelas tetapi, merupakan tugas dan tanggung jawab guru untuk menjabarkannya.  Menurut Beauchamp, kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem yang merupakan bagian dari sistem persekolahan.  Sebagai suatau sistem, kurikulum merupakan bagian atau subsistem dari keseluruhan kerangka organisasi sekolah atau sistem sekolah. Fungsi utama sistem kurikulum adalah dalam pengembangan, penerapan, evaluasi dan penyempurnaannya baik sebagai dokumen tertulis maupun aplikasinya dan menjaga agar kurikulum tetap dinamis.
Kurikulum dan Teori-teori Pendidikan
            kurikulum mempunyai hubungan yang sangat erat dengan teori pendidikan. suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum, dan suatu teori kurikulum diturunkan atau dijabarkan dari teori pendidikan tertentu. Empat teori pendidikan yang banyak dibicarakan para ahli pendidikan dan dipandang mendasari pelaksanaan pendidikan, yaitu pendidikan klasik, pendidika pribadi, pendidikan interaksional, dan teknologi pendidikan.
Pendidikan klasik atau classical education dapat dipandang sebagai konsep pendidikan tertua. pendidikan berfungsi memelihara, mengawetkan, dan meneruskan semua warisan budaya tersebut kepada generasi berikutnya.  Tugas guru dan pengembang kurikulum adalah memilih dan menyajikan materi ilmu tersebut disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. Menurut Konsep pendidikan klasik, Guru atau pendidik adalah ahli dalam bidang ilmu dan juga contoh atau model yata dari pribadi yang ideal. Ada dua model konsep pendidikan klasik, perenialisme dan esensialisme, keduanya memiliki pandangan yang bebeda-beda . Pendidikan berfungsi memelihara dan mewariskan pengetahuan, konsep-konsep dan nilai-nilai yang telah ada. Pendidikan lebih menekankan pada humanitas, pembentukan pribadi, dan sifat-sifat mental. Kurikulum pendidikan klasik lenih menekankan isi pendididkan, yang diambil dari disiplin-disiplin ilmu, disusun oleh para ahli tanpa mengikutsertakan guru-guru apalagi siswa.
            Pendidikan pribadi (personalized education) lebih mengutamakan peranan siswa konsep pendidikan ini bertolak dari anggapaan dasar bahwa, sejak dilahirkan ank telah memiliki potensi-potensi baik potensi untuk berfikir, berbuat, memecahkan masalah, maupun untuk belajar dan berkembang sendiri. Pendidikan adalah ibarat persemaian, berfungsi menciptakan lingkungan yang menunjang dan terhindar dari hama-hama. Peserta didik menjadi subjek pendidikan, dialah yang menduduki tempat utama dalam pendidikan. Teori ini juga memiliki dua aliran yaitu pendidikan progresif dan pendidikan romantik. Dalam pendidikan progresif siswa merupakan satu kesatuan yang utuh, perkembangan emosi dan sosial sam pentingnya dengan perkembangan intelektual. Pendidikan romantik berpangkal dari pemikiran-pemikiran Jean Jacques Rousseau. Kurikulum pendidikan pribadi lebih menekankan pada proses penembangan kemampuan siswa. Materi ajar dipilih dengan minat dan kebutuhan siswa.
            Teknologi pendidikan mempunyai persamaan dengan pendidikaan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Yang diutamakan dalam teknologi pendidikan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama.  Perkembangan teknologi pendidikan dipengaruhi dan sangat diwarnai oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Menurut teori ini pendidikan adalah ilmu dan bukan seni, pendidikan adalah cabang dari teknologi ilmiah. Dalam konsep pendidikan teknologi , isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus. Isi pendidikan berupa data-data objektif dan keterampilan-keterampilan yang mengarah pada kemampuan vocational.
            Pendidikan Interaksional ini bertolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial. Dalam pendidikan interaksional , belajar lebih dari sekedar mempelajari fakta-fakta.  Siswa mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta tersebut, memberikan interpretasi yang bersifat menyeluruh serta memahaminya dalam konteks kehidupannya.  Kurikulum pendidikan interaksional menekankan baik pada isi maupun proses pendidikan sekaligus. Isi pendidikan terdiri dari problem-problem nyata yang aktual yang dihadapi dalam kehidupan dimasyarakat. Kegiatan belajarnya yang mengutamakan kerja sama baik antar siswa maupun siswa dengan guru dengan sumber-sumber belajar yang lain.

TEORI KURIKULUM
            Teori merupakan suatu set atau sistem pernyataan (a set of statement) yang menjelaskan serangkaian hal.  Ada tiga karakteristik utama sistem pernyataan suatu teori yaitu: pernyataan dalam suatu teori bersifat memadukan (unifying statement), pernyataan tersebut berisi kaidah-kaidah umum (universal preposition), dan pernyataan bersifat meramalkan (predictive statement). Suatu teori lahir bahwa suatu proses, yang berbeda dengan yang lainnya. Tugas seorang teoritisi adalah merumuskan istilah-istilah dan pernyataan yang akan menjelaskan isi bagian-bagian dan hubungan di antara bagian-bagian tersebut. Ada tiga fungsi teori yang sudah disepakati oleh para ilmuwan yaitu: mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi.
            Pendidikan merupakan suatu ilmu terapan (applied science), yaitu terpan dari lmu atau disiplin lain terutama filsafat, psikologi, sosiologi, dan humanitis. Teori-teori pendidikan yang ada lebih menggambarkan pandangan filosofis, seperti teori pendidikan Langeveld, Kohnstam, dan sebagianya, atau lebih menekankan pada pengajaran seperti teori Gagne, Skinner, dan sebagainnya. Ada dua kecenderungan perkembangan ilmu pendidikan yaitu: Pertama, perkembangan yang bersifat teoritis yang merupakan pengkajian masalah-masalah pendidikan dari sudut pandang ilmu lain seperti filsafat, psikologi dll.  Kedua, perkembangan ilmu pendidikan dari praktik pendidikan. Keduanya saling membantu, melengkapi dan memperkaya.
Telah diuraikan sebelumnya bahwa teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang bertakian satu sama lain, yang disusun sedemikian rupa sehingga memberikan makna yang fungsional terhadap serangkaian kejadian.Dapat dirumuskan tentang kurikulum yaitu sebagai suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan, dan evaluasi kurikulum. Ada tiga konsep kurikulum yaitu: Pertama, konsep kurikulum sebagai suatu substansi, suatu kurikulum dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi muri-murid disekola, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Kedua, Konsep kurikulum sebagai suatu sistem yaitu sistem kurikulum yang merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan bahkan sistem masyarakat. Ketiga, konsep kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang kurikulum ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
Pengembangan teori kurikulum tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangannya. Menurut Bobbit inti teori kurikulum itu sederhana yaitu kehidupan manusia yang meskipun berbeda-beda pada dasarnya sama , terentuk oleh sejumlah kecakapan pekerjaan. Alizabeth S. Maccia menyimpulkan adanya empat teori kurikulum yaitu: teori kurikulum, teori kurikulum formal, teori kurikulum valuasional, dan teori kurikulum praksiologi. Lalu Jack R. Frymier mengemukakan tiga unsur dasar kurikulum yaitu: aktor, artifak, dan pelaksanaan. Aktor adalah orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum. Artifak adalah isi dan rancangan kurikulum. Pelaksanaan adalah proses interaksi antara aktor yang melibatkan artifak. Studi kurikulum menurut Frymier meliputi tiga langkah yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ada beberapa masalah atau isu substansial dalam pembahasan tentang teori kurikulum yaitu definisi kurikulum, sumber-sumber kebijaksanaan kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, peranan nilai dalam pengembangan kurikulum, dan implikasi teori kurikulum.

LANDASAN FILOSOFIS DAN PSIKOLOGIS PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan manusia, perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia.  Ada beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya, serta perkembangan ilmu dan teknologi.
Landasan Filosofis
            Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti cinta akan kebijakan. Orang belajar filsafat agar ia menjadi orang yang mengerti dan berbuat secara bijak.  Secara akademik, filsafat berarti upaya untuk menggambarkan dan menyatakan suatu pandangan yang sistematis dan komphrehensif tentang alam semesta dan kedudukan manusia didalamnya. Filsafat mencakup keseluruhan pengetahuan manusia, berusahamelihat segala yang ada ini sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan mencoba mngetahui kedudukan manusia di dalamnya. Ada tiga cabang besar filsafat yaitu metafisika yang membahas segala yang ada dalam alam ini, Epistemologi yang membahas kebenaran dan Aksiologi yang membahas nilai. Bagi John Dewey filsafat dan pendidikan adalah sama , sebagaimana juga pendidikan menurut dewey sama dengan kehidupan. Ciri utama filsafat dewey adalah konsepsinya tentang dunia yang selalu berubah, mengalir, atau on going-ness. Ciri lain filsafat dewey adalah anti dualistik. pandangannya tentang dunia adalah monistik dan tidak lebih dari sebuah hipotesis. Filsafat dewey lebih berkenaan dengan epistemologi dan tekanannya kepada proses berfikir
Pendidikan menurut John Dewey adalah perkembangan, perkembangan sejak lahir hingga menjelang kematian. Jadi pendidikan itu juga berarti sebagai kehidupan. Pendidikan merupakan reorganisasi dan rekonstruksi yang konstan dari pengalaman, pada setiap saat ada tujuan, perbuatan pendidikan selalu dari pengalaman. Pengalam itu bersifat aktif dan pasif. Pengalam yang bersifat aktif berarti berusaha, mencoba, dan mengubah, sedangkan bersifat pasif berarti menerima dan mengikuti saja. Kalau kita mengalami sesuatu maka kita berbuat, sedangkan kalau mengikuti sesuatu kita memperoleh akibat atau hasil. Belajar dari pengalaman berarti menghubungkan kemunduran dengan kemajuan dalam perbuatan kita, yakni kita merasakan kesenangan atau penderitaan sebagai suatu akibat atau hasil. Pengalaman yang efektif adalah pengalam reflektif yaitu mempergunakan daya pikir reflektif.
Landasan Psikologis
            Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar individu manusia, yaitu anatara peserta didik dengan pendidik dan juga antara peserta didik dengan orang-orang yang lainnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya karena kondisi psikologisnya. Manusia berbeda dengan benda atau tanaman, karena benda atau tanaman tidak mempunyai aspek psikologis. Kondisi psikologis merupakan karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksi dengan lingkungannya. Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap perkembangannya, latar belakang sosial budaya, juga karena perbedaan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya. Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas utama yang seharusnya dari para pendidik adalah membantu perkembangan peserta didik secara optimal. Jadi ada dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Keduanya sangat diperlukan baik didalam merumuskan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan menerapkan metode pembelajaran serta teknik-teknik penilaian. Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemuan spermatozoid dengan sel telur sampai dengan dewasa.  Ada tiga teori pendekatan tentang perkembangan individu yaitu pendekatan pentahapan, pendekatan diferensial, dan pendekatan ipsatif.  Dari tiga pendekatan itu yang paling banyak dianut oleh para ahli psikologi perkembangan adalah pendekatan pentahapan. Pendekatan ini lebih disenangi karena lebih jelas menggambarkan proses ataupun urutan perkembangan dan kemajuan individu. Dalam pendekatan pentahapan ini dikenal dua variasi yang pertama, pendekatan yang bersifat menyeluruh mencakup segala segi perkembangan, seperti fisik dan gerakan motorik, sosial, intelektual, moral, emosional, religi dan sebagainya. Kedua, pendekatan yang bersifat khusus mendeskripsikan salah satu segi atau aspek perkembangan saja.
            Psikologi merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar. Secara sederhana belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman. Segala perubahan tingkah laku baik yang berbentuk kogbitif, afektif, maupun psikomotorik dan terjadi karena proses pengalaman dapat dikatagorikan sebagai perilaku belajar. Ada tiga keluarga atau rumpun teori belajar yaitu teori disiplin mental, behaviorisme, dan Cognitive Gestalt Field. Menurut rumpun teori disiplin mental dari kelahirannya atau secara herediter anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Belajar merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut. Ada beberapa teori disiplin mental yaitu: disiplin mental theistik, disiplin mental humanistik, naturalisme, dan apersepsi.

LANDASAN SOSIAL BUDAYA, PERKEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
            Ada tiga sifat penting dalam pendidikan yaitu : Pertama, pendidikan mengandung nilai dan memberikan pertimbangan nilai. Karena tujuan pendidikan mengandung nilai maka isi pendidikan harus memuat nilai. Kedua, pendidikan diarahkan pada kehidupan dalam masyarakat pendidikan bukan hanya untuk pendidikan tetapi menyiapkan anak untuk kehidupan dalam masyarakat. Ketiga, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung. Kehidupan masyarakat sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan karena pendidikan sangat melekat dengan kehidupan masyarakat. Tujuan umum pendidikan sering dirumuskan untuk menyiapkan generasi muda menjadi orang dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan produktif. Konsep pendidikan bersifat universal, tetapi pelaksanaan pendidikan bersifat lokal, disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat. Salah satu aspek yang cukup penting dalam sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai. Tatanan nilai merupakan seperangkat ketentuan, peraturan, hukum, moral yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku kepada warga masyarakat. Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan, dalam arti yang lebih mendasar pendidikan merupakan suatu proses kebudayaan.  Proses pembudayaan tidak dapat berlangsung secara sendirian, melainkan harus dalam interaksi dengan orang lain, interaksi dengan orang lain.
            Salah satu ciri dari masyarakat adalah selalu berkembang. Karena adanya pengaruh dari perkembangan teknologi terutama teknologi industri transportasi, komunikasi, telekomunikasi, dan elektronika, masyarakat ini berkembang sangat cepat menuju masyarakat terbuka, masyarakat informasi dan global. Dalam kondisi masyarakat demikian, perubahan-perubahan terjadi dengan cepat. Perubahan-perubahan masyarakat ini akan mempengaruhi perkembangan setiap individu warga masyarakat, mempengaruhi pengetahuan, kecakapan, sikap, aspirasi, minat, semangat, kebiasaan bahkan pola-pola hidup mereka. Yang Pertama, Perubahan pola pekerjaan, karena pengaruh perkembangan teknologi maka terjadi perubahan yang cukup drastis dalam pola pekerjaan. Masyarakat berangsur-angsur terutama di perkotaan sering terjadi loncatan, berubah dari kehidupan yang berpola agraris ke pola kehidupan industri. Kedua, Perubahan peranan wanita, dewasa jumlah ini wanita yang berpendidikan relatif seimbang dengan pria, sebagai akibat emansipasi yang membuka kesempatan kepada kaum wanita untuk memperoleh pendidikan. Keadaan ini membawa beberapa implikasi, baik bagi kehidupan sosial-pribadi para wanita, kehidupan keluarga, maupun dalam situasi kerja. Ketiga, Perubahan kehidupan keluarga, perkembangan kehidupan keluarga sejalan dengan perkembangan masyarakat. pola kerja masyarkat modern (industri) menuntut waktu kerja yang tidak teratur.
            Pengembangan suatu ilmu pengetahuan tidak hanya ditujukan kepada perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, melainkan juga diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada bidang-bidang kehidupan atau ilmu yang lainnya.  Teknologi ialah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Penemuan teknologi pertama yang cukup penting adalah teknologi api. Denga teknologi api ini manusia mendapatkan penerangan pada malam hari, bisa menghangatkan badan, dan mengolah berbagai bahan makanan.  Teknologi penting yang ditemukan selanjutnya adalah teknologi pertanian. Dengan teknologi ini manusia membudidayakan bermacam-macam tanaman dan binatang yang sebelumnya tumbuh liar dialam bebas.  Perkembangan teknologi lain yang sangat penting dan banyak membawa perkembangan pada teknologi lain adalah teknologi industri.
            Transformasi teknologi merupakn suatu proses pengaalihan, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara teratur. Menurut B.J. Habibie ada lima prinsip yang menjadi pegangan dalam transformasi teknologi(industri) yaitu : Pertama, perlu diselenggarakan pendidikan dan pelatihan didalam dan diluar negri untuk menyiapkan para pelaku transformasi; Kedua, perlu dikembangkan konsep yang jelas dan realistis tentang masyarakat yang akan dibangun serta teknologi-teknologi yang diperlukan untuk mewujudkannya; Ketiga, teknologi hanya dapat dialihkan, diterapkan, dan dikembangkan lebih lanjut jika benar-benar diterapkan; Keempat, bangsa yang inin memngembangkan diri secara teknologis harus berusaha sendiri memecahkan setiap masalahnya; Kelima, pada tahap-tahap awal transformasi setiap negara harus melindungi perkembangan kemampuan nasionalnya, sehingga saat tercapainya kemampuan bersaing secara internasional. Lalu ada beberapa tahap penting transformasi teknologi yaitu: Tahap pertama, penggunaan teknologi yang ada digunakan untuk proses nilai tambah produksi barang dipasaran. Tahap kedua, tahap integrasi teknologi digunakan untuk desain dan produksi barang baru. Tahap ketiga, adalah tahap pengembangan teknologi itu sendiri. Tahap keempat, adalah tahap pelaksanaan penelitian dasar secara besar-besaran.
            Menurut B.J. Habibie ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi terutam teknologi industri, yaitu : 1). industri pesawat terbang,2). industri maritim dan perkapalan, 3). industri alat-alat transportasi darat, laut, dan udara, 4). industri elektronika dan telekomunikasi, 5). industri energi, 6). industri rekayasa, 7). industri alat-alat dan mesin-mesin pertanian, 8). industri pertahanan dan keamanan. Pusat pengembangan yang terbesar adalah pusat pengembangan penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi (puspitek) di tangerang, jawa barat.
            Pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi cukup luas, meliputi semua aspek kehidupan, politik, ekonomi, sosial, bidaya, keagaamaan, etika dan estetika, bahkan keamanan dan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ada beberapa bidang ilmu dan teknologi yang mempunyai pengaruh sangat besar, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap kehidupan masyarakat. Bidang-bidang tersebut adalah komunikasi, transportasi, ekanisasi industri dan pertanian, serta persenjataan. Pendidikan juga mendapat pengaruh yang cukup besar dari ilmu dan teknologi. Pendidikan sangat erat hubungan dengan kehidupan sosial, sebab pendidikan merupakan salah satu aspek sosial.

MACAM-MACAM MODEL KONSEP KURIKULUM
Kurikulum subjek akademis
            Model konsep kurikulum ini adalah model yang tertua, sejak sekolah yang pertama berdiri, kurikulumnya mirip dengan tipe ini.  Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya masa lalu tersebut. Karena kurikulum sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya lebih bersifat intelektual. Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa.  Ada tiga pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek akademis yaitu: Pertama, melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan; Kedua, studi yang bersifat integratif; Ketiga, pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis. Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri-ciri yang berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Tujuan kurikulum akademi adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses penelitian.  Ada beberapa pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis yaitu; Correlated curriculum, Unifed atau Concentrated curriculum, Integrated curriculum, Serta Problem solving curriculum. Masalah besar yang dihadapi oleh para pengembang kurikulum subjek akademis adalah bagaimana memilih materi pelajaran dari sekian banyak disiplin ilmu yang ada.  Ada beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut yaitu; Pertama, Mengusahakan adanya penguasaan yang menyeluruh dengan menekankan pada bagaimana cara menguji kebenaran atau mendapatkan pengetahuan; Kedua, mengutamakan kebutuhan masyarakat, memilih dan menentukan aspek-aspek dari disiplin ilmu yang sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat; Ketiga, menekankan pengetahuan dasar yaitu pengetahuan-pengetahuan yang menjadi dasar bagi penguasaan disiplin-disiplin ilmu yang lainnya. Proses belajar yang ditempuh oleh siswa sama pentingnya dengan penguasaan konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi.
Kurikulum Humanistik
            Pendidikan humanistik menekankan peranan siswa. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, akrab. berkat situasi tersebut anak mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Pendidikan mereka lebih menekankan bagaimana mengaar siswa (mendorong siswa), dan bagaimana merasakan atau bersikap terhadap sesuatu. Tujuan pengajaran adalah memperluas kesadaran diri sendiri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan. Ada beberapa aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik yaitu pendidikan: Konfluen, Kritikisme radikal, dan Mistikosmr modern. Ada beberapa ciri-ciri kurikulum konfluen yaitu: partisipasi, integrasi, relevansi, pribadi anak, dan tujuan. Dasar dari kurikulum konfluen adalah psikologi Gestalt yang menekankan keutuhan, kesatuan dan keseluruhan. Dalam memilih kegiatan belajar ada beberapa cara yang dapat ditempuh yaitu: Pertama, mengidentifikasi tema-tema atau topik-topik yang mengandung self judgment. Kedua, materi disajikan dalam bentuk yang belum selesai, tema atau issue-issue diharapkan muncul secara spontan dari prosedur serta perlengkapan pengajaran yang ada. Kurikulum humanistik mempunyai beberapa karakteristik, berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Menurut para humanis kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman berharga untuk membantu memperlancar perkembangan pribadi murid. Kurikulum humanistik menuntut hubungan emosional yang baik antara guru dan murid. Guru harus memberikan dorongan kepada murid atas dasar saling percaya. Kegiatan belajar yang baik adalah yang memberikan pengalaman yang akan membantu para siswa memperluas kesadaran akan dirinya dan orang lain dan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Penilaiannya bersifat subjektif baik dari guru maupun para siswa.
            Kurikulum rekonstruksi sosial berbeda dengan model-model kurikulum lainnya. Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat.  Para rekonstruksionis sosial menentang intimidasi, menakut-nakuti dan kompromi semu. Mereka mendorong agar para siswa mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah sosial yang mendesak dan kerja sama atau bergotong royong untuk memecahkannya. Ada beberapa ciri dari desain kurikulum ini yaitu:  Asumsi; Masalah-masalah sosial yang mendesak; Pola-pola organisasi.  Kurikulum rekonstruksi sosial juga  mempunyai komponen-komponen yang sama dengan model kurikulum lain tetapi isi dan bentuk-bentuknya berbeda yaitu; a). tujuan dan isi kurikulum , kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah mengadakan survei secara kritis terhadap masyarakat, mengadakan studi tentang hubungan antar keadaan ekonomi lokal dan ekonomi nasional serta dunia, mengadakan studi tentang latar belakang historis, mengkaji praktik-praktik dalam hubungannya dengn faktor ekonomi, memantapkan rencana perubahan praktik politik, dan mengevaluasi semua rencana dengan kriteria apakah telah memenuhi kepentingan sebagian besar orang; b). metode; dan  c). evaluasi. Pengajaran rekonstruksi sosial banyak dilaksanakan di daerah-daerah yang tergolong belum maju dan tingkat ekonominya juga belum tinggi. pelaksanaan pengajaran ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka. sesuai dengan potensi yang ada dalam masyarakat, sekolah mempelajari potensi-potensi tersebut, dengan bantuan biaya dari pemerintah sekolah berusaha mengembangkan potensi tersebut.
            Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak(software), dan perangkat keras(hardware). Teknologi dalam arti teknologi alat, lebih menekankan kepada penggunaan alat-alat teknologis untuk menunjang efisiensi dan efektivitas pendidikan. Dalam arti teknologi sistem, teknologi pendidikan menekankan kepada penyusunan program pengajaran atau rencana pelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem. Kurikulum yang dikembangkan dari konsep teknologi pendidikan, memiliki beberapa ciri khusus yaitu: a). Tujuan; b). Metode, pelaksanan pengajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut; penegasan tujuan, pelaksanaan pengajaran, pengetahuan tentang hasil; c). organisasi bahan ajar;  dan d). evaluasi. Meskipun memiliki keleihan-kelebihan, kurikulum teknologis tidak terlepas dari beberapa keterbatasan atau kelemahan.
            Pengembangan Kurikulum teknologis berpegang pada beberapa kriteria yaitu: 1). prosedur pengembangan kurikulum dinilai dan disempurnakan oleh pengembang kurikulum yang lain, 2). hasil pengembangan terutama yang terbentuk model adalah yang bisa di uji coba ulang, dan hendaknya memberikan hasil yang sama. Inti dari pengembangan kurikulum teknologis adalah penekanan pada kompetensi. pengembangan dan penggunaan alat dan media pengajaran bukan hanya sebagai alat bantu tetatpi bersatu dengan program pengajaran dan ditujukan pada penguasaan kompetensi tertentu.

ANATOMI DAN DESAIN KURIKULUM
 Komponen-Komponen Kurikulum
Suatu kurikulum  harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.Tujuan kurikulum di rumuskan berdasarkan dua hal. Pertama perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari oleh pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofi, terutama falsafah negara. Tujuan-tujuan mengajar dibedakan atas beberapa kategori, sesuai dengan perilaku yang menjadi sasarannya. Gage dan Briggs mengemukakan lima kategori tujuan, yaitu intellectual skills, cognitive strategies, verbal information, motor skills and attitudes (1974,hlm. 23-24). Bloom mengemukakan tiga kategori tujuan mengajar sesuai dengan domain-domain perilaku individu, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif berkenaan dengan penguasaan kemampuan-kemampuan intelektual atau berpikir. Domain afektif berkenaan dengan penguassaan dan pengembangan perasaan, sikap, minat, dan nilai-nilai. Domain psikomotor menyangkut penguasaan dan pengembangan keterampilan-keterampilan motorik. Perumusan tujuan mengajar yang berbentuk tujuan khusus (objektif), memberikan beberapa keuntungan: a).Tujuan khusus memudahkan dalam mengkomunikasikan makssud kegiatan mengajar-belajar siswa; b).Tujuan khusu, membantu memudahkan guru-guru memilih dan menyusun bahan ajar; c).Tujuan khusus memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media mengajar; d).Tujuan khusus memudahkan guru mengadakan penilaian.
Sekuens bahan ajar
Untuk mencapai tiap tujuan mengajar yang telah ditentukan diperlukan bahan ajar. Bahan ajar tersusun atas topik-topik dan sub-topik tertentu. Tiap topik dan sub-topik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa cara untuk menyusun sekuens bahan ajar, yaitu:
1)      Sekuens Kronologis. Untuk menyusun bahan ajar yang mengandung urutan waktu, dapat digunakan sekuens kronologis.
2)      Sekuens Kausal. Sekuens kausal ini cocok untuk menyusun bahan ajar dalam bidang meteorologi dan geomorfologi.
3)      Sekuens Struktural. Bagian-bagian bahan ajar suatu bidang studi telah mempunyai struktur tertentu.
4)      Sekuens Logis dan Psikologis. Bahan ajar juga dapat disusun berdasarkan urutan logis.sekuens logis bahan ajar dimulai dari bagian menuju pada keseluruhan, dari yang sederhana kepada yang kompleks, tetapi menurut sekuens psikologis sebaliknya dari keseluruhan kepada bagian, dari yang kopleks kepada yang sederhana.
5)      Sekuens Spiral. Dikembangkan oleh Brunner (1960). Bahan ajar dipusatkan pada topik atau  pokok bahan tertentu.
6)      Rangkaian ke belakang. Dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah terakhir dan mundur kebelakang.
7)      Skuens berdasarkan hierarki belajar. Model ini dikembangkan oleh Gagne (1965), dengan prosedur sebagai berikut: tujuan-tujuan khusus utama pembelajaran dianalisis, kemudian dicari suatu hierarki urutan bahan ajar untuk mencapai tujuan-tujuan tersbut.
Strategi Mengajar
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengajar. Rowntree (1974: 93-97) membagi strategi mengajar itu atas Exposition - Discovery Learning, dan Groups – Individual Learning. Ausubel andRobinson (1969: 43-45) membaginya atas strategi Reception Learning- Discovery Learning dan Rote Learning- Meaningful Learning.
a)      Reception/Exposition Learning – Discovery Learning
Reception Learning dilihat dari sisi siswa sedangkan exsposition dilihat dari sisi guru. Dalam Exposition dan Reception Learning keseluruhan bahan ajar disampaikan kepada siswa dalam bentuk akhir atau bentuk jadi, baik secara lisan maupun secara tertulis. Siswa tidak dituntut untuk tidak mengolah, atau melakukan aktifitas lain kecuali menguasainya. Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
b)      Rote Learning – Meaningful Learning
Rote Learning bahan ajar disampaikan kepada siswa tanpa memperhatikan arti atau makna bagi siswa. Siswa menguasai bahan ajar dengan menghafalkannya. Dalam Meaningful Learning penyampaian bahan mengutamakan maknanya bagi siswa. Menurut Ausubel and Robinson (1970: 52-53) sesuatu bahan ajar bermakna bila dihubungkan dengan struktur kognitif yang ada pada siswa. Struktur kognitif terdiri atas fakta-fakta, data, konsep, proposisi, dalil, hukum dan teori-teori yang telah dikuasai siswa sebelumnya, yang tersusun membentuk suatu struktur dalam pikiran anak.
c)      Group Learning – Individual Learning

Media Mengajar
Media mengajar merupakan segala macam bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar. Rowntree (1974: 104-113) mengelompokkan media mengajar menjadi lima macam dan disebut modes, yaitu interaksi insani, realita, pictorial, simbol tertulis, dan rekaman suara.
1)      Interaksi insani. Media ini merupakan komunikasi langsung antara dua orang atau lebih. Interaksi insani dapat berlangsung melalui komunikasi verbal atau nonverbal.
2)      Realita. Realita merupakan bentuk perangsang nyata seperti orang-orang, binatang, benda-benda, peristiwa, dan sebagainya yang diamati siswa.
3)      Pictorial. Media ini menunjukkan penyajian berbagai untuk variasi gambar dan diagram nyata atau simbol, bergerak, atau tidak, dibuat diatas kertas, film, kaset, disket, dan media lainnya.
4)      Simbol tertulis. Simbol tertulis merupakan media penyajian informasi yang paling umum, tetapi tetap efektif.
5)      Rekaman suara. Berbagai bentuk informasi dapat disampaikan kepada anak dalam bentuk rekaman suara.
Evaluasi Pengajaran
Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan.
a.       Evaluasi hasil belajar-mengajar
Dalam evaluasi ini disusun butir-butir soal untuk tiap tujuan khusus minimal disusun satu butir soal.
b.      Evaluasi pelaksanaan mengajar
Komponen yang dievaluasi dalam pengajaran bukan hanya hasil belajar mengajar tetapi keseluruhan pelaksanaan pengajaran, yang meliputi evaluasi komponen tujuan mengajar, bahan pengajaran (yang menyangkut sekuens bahan ajar), strategi dan media pengajaran, serta komponen evaluasi mengajar sendiri.

Penyempurnaan pengajaran
            Hasil- hasil evaluasi, baik evaluasi hasil belajar, maupun evaluasi pelaksanaan mengajar secara keseluruhan, merupakan umpan balik bagi penyempurnaan-penyempurnan lebih lanjut. Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen kurikulum. Berdasarkan pada apa yang menjadi fokus pengajaran, sekurang-kurangnya dikenal tiga pola desain kurikulum, yaitu:
1). Subject centered design, suatu desain kurikulum yang berpusat pada bahan ajar.
Subject centered design curriculum merupakan bentuk desain yang paling populer, paling tua dan paling banyak digunakan. Dalam subject centered design,kurikulum dipusatkan pada isi atau materi yang akan diajarkan. Kurikulum tersusun atas sejumlah mata-mata pelajaran, dan mata-mata pelajaran tersebut diajarkan secara terpisah-pisah. Karena terpisah-pisahnya itu maka kurikulum ini disebut juga separated subject curriculum. Model design curriculum mempunya beberapa kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan dari model desain kurikulum ini adalah:
1)      Mudah disusun, dilaksanakan, dievaluasi, dan disempurnakan
2)      Para pengajarnya tidak perlu dipersiapkan khusus, asal menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan sering dipandang sudah dapat menyampaikannya.
Beberapa kritik yang juga merupakan kekurangan model desain ini, adalah:
1)      Karena pengetahuan diberikan secara terpisah-pisah, hal itu bertentangan dengan kenyataan, sebab dalam kenyataan pengetahuan itu merupakan satu kesatuan,
2)      Karena mengutamakan bahan ajar, maka peran peserta didik sangat pasif,
3)      Pengajaran lebih menekankan pengetahuan dan kehidupan masa lalu, dengan demikian pengajaran lebih bersifat verbalistis dan kurang praktis.
2). Learner centered design, suatu desain kurikulum yang mengutamakan siswa.
Learner-centered memberi tempat utama kepada peserta didik. Di dalam pendidikan atau pengajaran yang belajar dan berkembang adalah peserta didik sendiri. Ada beberapa variasi model ini yaitu the activity atau experience design, humanistic design, the open, free design, dan lain-lain.

3). Problems centered design, suatu desain kurikulum yang berpusat pada masalah-masalah yang dihadapi dalam masyarakat.
Konsep pendidikan para pengembang model kurikulum ini berangkat dari asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama. Dalam kehidupan bersama ini, manusia menghadapi masalah-masalah bersama yang harus dipecahkan bersama pula.

PROSES PENGAJARAN
Keseimbangan antara isi dan proses
Telah kita ketahui dalam uraian-uraian yang terdahulu bahwa ada konsep-konsep kurikulum yang lebih mengutamakan isi dan proses. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Keduanya merupakan pemecahan yang paling praktis, walaupun bukan berarti tanpa menghadapi kesulitan-kesulitan.
Isi Kurikulum
Isi kurikulum atau pengajaran bukan hanya terdiri atas sekumpulan pengetahuan atau kumpulan informasi, tetapi harus merupakan kesatuan pengetahuan terpilih dan dibutuhkan, baik bagi pengetahuan itu sendiri maupun bagi siswa dan lingkungannya.
Proses Belajar
1.      Belajar Intuitif
Pemikiran analitik yang lebih bersifat konkret daripada berfikir intuitif yang lebih abstrak.
2.      Belajar Bermakna
Dalam belajar menerima keseluruhan bahan pelajaran disajikan kepada si pelajar dalam bentuk yang sudah sempurna.
a.       Konsep dasar
Ada dua hal penting dalam konsep belajar bermakna, yaitu struktur kognitif dan materi pengetahuan baru.
b.      Macam-macam belajar bermakna
Belajar refresensional, Belajar konsep, Belajar proposisi, Belajar diskaveri atau mencari. Belajar pemecahan masalah, Dan Belajar kreatif.
3.      Hubungan macam-macam belajar dalam taksonomi Bloom
Dalam pembandingan dengan taksonomi bloom bahwa macam-macam belajar bermakna ini, lebih menyangkut ranah kognitif. Ranah afektif dan psikomotor tidak tercakup dengan macam-macam kategori belajar ini.

4.      Mengingat dan lupa
Mengingat merupakan suatu proses memelihara penguasaan sesuatunmakna baru. Sedangkan Lupa merupakan kemunduran atau kehilangan penguasaan suatu makna yang telah dikuasai.
5.      Kelebihan belajar bermakna
Hasil belajar bermakna lebih lama dikuasai daripada belajar menghafal. Dengan demikian belajar bermakna lebih efisien dibandingkan dengan belajar menghafal.


6.      Inhibisi proaktif dan retroaktif
Salah satu penyebab utama dari lupa pada belajar adalah pengurangan makna dari suatu konsep dalam struktur kognitif.
Kesiapan Belajar
Tiga masalah penting berkenaan dengan penyesuaian bahan ajar dengan perkembangan anak: Perkembangan Intelek, Kegiatan belajar, dan Spiral kurikulum.
Minat dan Motif Belajar
Minat atau perhatian belajar ini sangat berhubungan degan kegiatan belajar. Kegiatan belajar juga bergerak dari yang aktif, yang berbentuk suatu poyek yang berisi kegiatan kompetitif, yang banyak membangkitkan belajar anak.

PENGEMBANGAN KURIKULUM
Prinsip-Prinsip Kurikulum:
Prinsip-prinsip umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum yaitu:  Pertama, Prinsip relevansi ada dua macam yaitu relevan keluar dan relevan kedalam. Kedua, Prinsip fleksibilitas, kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel karena kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian berdasarkan kondisi daerah waktu maupun kemampuan dan latr belakang anak. Ketiga, Prinsip kontinuitas yaitu kesinambungan yang mana perkembangan dan proses elajar anak berlangsung secara berkesinambungan tidak terputus-putus atau berhenti-henti oleh karena itu pengalaman belajar yang disediakan kurikulum hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas. Keempat, Praktis mudah dilaksanakan,menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. dan Kelima, Prinsip efektivitas, walaupun kurikulum tersebut harus murah, sederhana, dan murah tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan.
Prinsip-prinsip khusus :

a.       Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
b.      Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
c.       Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
d.      Prinsip berkenaa dengan pemilihan media dan alat pengajaran
e.       Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penelitian
Pengembangan Kurikulum
Dari pihak-pihak tersebut yang secara terus menerus turut terlibat dalam pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:  Peranan para administator pendidikan, Peranan para ahli, Peranan Guru , Dan Peranan orang tua murid. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum yaitu : Perguruan Tinggi, Masyarakat, dan Sistem nilai.
Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum
Untuk menyusun artikulasi kurikulum diperlukan kerjasama dari berbagai pihak seperti para administrator, kepala sekolah, TK samapai rektor universitas, guru-guru dari setiap jenjang pendidikan, orang tua murid dan tokoh-tokoh masyarakat.
Hambatan-hambatan pengembangan kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Yang pertama hambatan terletak pada guru. Yang kedua, hambatan datang dari masyarakat, yang ketiga, hambatan yang dihadapi oleh pengembang kurikulum adalah maslah biaya.

Model-model pengembangan kurikulum
1.      The administratif model
2.      The grass roots model
3.      Beauchamp’s system
4.      The demonstration model
5.      Taba’s inverted model
6.      Roger’s interpersonal relations model
7.      The systematic action-research model
8.      Emerging technical models


EVALUASI KURIKULUM
Evaluasi dan Kurikulum
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting baik dalam penentuan kebijaksanaan pendidikan pada umumnya, maupun pada pengambilan keputusan dalam kurikulu           m.Evaluasi kurikulum sukar dirumuskan secara tegas, hal itu disebabkan beberapa faktor yaitu :
1.      Evaluasi kurikulum berkenaan dengan fenomena-fenomena yang terus berubah.
2.      Objek evaluasikurikulum adalah sesuatu yang berubah-ubah sesuai dengan konsep kurikulum yang digunakan.
3.      Evaluasi kurikulum merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia yang sifatnya juga berubah.
Komponen-komponen kurikulum yang dievaluasi juga sangat luas. Program evaluasi kurikulum bukan hanya mengevaluasi hasil belajar siswa dan proses pembelajarannya, tetapi juga desain dan implementasi kurikulum, kemampuan dan unjuk kerja guru, kemampuan dan kemajuan siswa, sarana, fasilitas, dan sumber-sumber belajar, dll.

Konsep Kurikulum
-          Penekanan kepada isi kurikulum. Strategi pengembangan yang menekankan isi, merupakan yang paling lama dan banyak dipakai, tetapi juga terus mendapat penyempurnaan atau pembaharuan.
-          Penekanan pada situasi pendidikan. Tipe kurikulum ini lebih menekankan pada masalah dimana (where), bersifat khusus, sangat memperhatikan dan disesuaikan dengan lingkungannya.
-          Penekanan pada organisasi. Tipe kurikulum ini sangat menekankan pada proses belajar mengajar.
Implementasi dan Evaluasi Kurikulum
Pada kurikulum yang menekankan organisasi, tugas evaluasi lebih sulit lagi, karena isi dan hasil kurikulum bukan hal yang utama, yang utamanya adalah aktivitas dan kemampuan siswa.
Peranan Evaluasi Kurikulum
1.      Evaluasi sebagai moral judgement. Konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai. Hasil dari suatu evaluasi berisi suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan selanjutnya.
2.      Evaluasi dan penentuan keputusan. Siapa pengambil keputusan dalam pendidikan atau khususnya dalam pelaksanaan kurikulum. Pengambil keputusan dalam pelaksanaan pendidikan atau kurikulum banyak, yaitu: guru, murid, orang tua, kepala sekolah, para inspektur, pengembang kurikulum, dan sebagainya.
3.      Evaluasi dan konsensus nilai. Dalam bagian yang terdahulu sudah dikemukakan bahwa penelitian pendidikan dan evaluasi kurikulum sebagai perilaku sosial berisi nilai-nilai.
Ujian sebagai Evaluasi Sosial
Menguji adalah mengevaluasi kemampuan individu. Ujian bukan saja menunjukkan nilai pengetahuan atau kemampuan secara sosial, tetapi juga telah merupakan peraturan dari sekolah. Dengan adanya ujian-ujian tersebut maka jenis-jenis kemampuan tertentu dipandang menunjukkan status lebih tinggi dibandingkan dengan kemamouan lainnya.
Model-model Evaluasi Kurikulum
1.      Evaluasi model penelitian
Model evaluasi kurikulum yang menggunakan modl penelitian didasarkan atas teori dan metode tes psikologis serta eksperimen lapangan.
2.      Evaluasi model objektif
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model objektif:
a.       Ada kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum
b.      Merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa
c.       Menyusun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut
d.      Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
3.      Model campuran multivariasi
Evaluasi model perbandingan (comparative approach) dan model tylor dan bloom melahirkan evaluasi model campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur dari kedua pendekatan tersebut. Strategi ini memungkinkan pembandingan lebih dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur berdasarkan kriteria khusus dari masing-masing kurikulum.



GURU DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Guru sebagai Pendidik Profesional
Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional.Departemen pendidikan dan Kebudayaan (1980) telah merumuskan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dan mengelompokkannya atas tiga dimensi umum kemampuan, yaitu:
1.      Kemampuan profesional yang ,mencakup:
a.       Penguasaan materi pelajaran, mencakup bahan yang akan diajarkan dan dasar keilmuan dari bahan pelajaran tersebut.
b.      Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan
c.       Penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.
2.      Kemampuasn sosial, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar.
3.      Kemampuan personal yang mencakup:
a.       Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan.
b.      Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dimiliki guru.
c.       Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.
Guru sebagai pembimbing belajar
Guru memegang peranan penting baik dalam penyusunan kurikulum maupun pelaksanaan kurikulum. Tujuan utama kegiatan guru dalam mengajar ialah mempengaruhi perubahan pola tingkah laku para siswanya. Perubahan ini terjadi karena guru memberikan perlakuan-perlakuan. Tepat tidaknya, efektif tidaknya perlakuan yang diberikan guru akan menentukan usaha belajar yang dilakukan oleh siswa. Upaya guru memberikan perlakuan tersebut erat kaitannya dengan tingat harapan dan perubahan yang diinginkan. Dalam mengoptimalkan perkembangan siswa, ada tiga langkah yang harus ditempuh. Pertama, mendiagnosis kemampuan dan perkembangan siswa. Kedua, memilih cara pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Ketiga, kegiatan pembimbingan.
Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum
1. Peranan Guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi
Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, guru tidak mempunyai peranan dalam perancangan, dan evaluasi kurikulum yang bersifat makro, mereka lebih berperan dalam kurikulum makro. Kurikulum makro disusun oleh tim atau komisi khusus, yang terdiri atas para ahli penyusunan kurikulum mikro dijabarkan dari kurikulum makro. Guru berkewajiban untuk menjelaskan kepada para siswanya tentag apa yag aakan dicapai dengan pengajarannya. Ia juga hendaknya melakukan berbagai upaya yang membangkitkan motivasi belajar, menciptakan situasi kompetitif dan kooperatif, memberikan pengarahan dan bimbingan.

2. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi
Pendidikan Guru .
Kurikulum bersifat desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukkan bagi suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu. Kelebihan dari kurikulum seperti ini diantaranya: kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat; Kurikulum dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan profesional, finansial maupun manajerial; Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya; Ada motivasi kepada kepala sekolah untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya. Namun kelemahan kurikulum ini yaitu: Tidak adanya seragaman, untuk situasi yang membutuhkan keseragaman demi persatuan dan kesatuan nasional; Tidak adanya standar penilaiian yang sama, sehingga sukar untuk diperbandingkan; Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa kesekolah lainnya; Sukar untuk mengadakan pengelolaan dan penilaiian secara nasional; Dan belum semua sekolah mempunyai kesiapan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.
Pendidikan guru
1.      Masalah pendidikan guru
Masalah pendidikan guru tidak dapat lepas dari masalah pendidikan secara keseluruhan. Masalah pertama kuantitas pendidikan, berkenaan dengan penyediaan fasilitas belajar bagi semua anak usia sekolah. Hal itu berkaitan dengan penyediaan ruang kelas, gedunng dan peralatan sekolah, guru, dan tenaga pendidikan lainnya.
2.      Standardisasi pendidikan guru
Pendidikan guru perlu memiliki suatu standar, yang akan menjadi acuan, baik dalam pengembangan, pelaksanaan maupun evaluasi program pendidikan guru. Dengan mengacu pada National Education Association (NEA) Amerika serikat, standar pendidikan guru meliputi lima komponen pendidikan yaitu: perencanaan, implementasi, personalia, dan isi program serta keanggotaan dalam profesi guru.

3.      Pendidikan guru berdasrkan kompetensi
Salah satu model pendidikan guru yang mungkin bisa mencapai standar adalah model pendidikan guru berdasarkan kompetensi (PGBK) atau Competence based teacher education (CBTE).

4.      IKIP, FKIP, STKIP sebagai lembaga pendidikan guru



Kelemahan dan Kelebihan dari buku ini :
Di dalam buku ini tidak hanya memberitahukan tentang Pengembangan teori kurikulum saja tetapi juga memberitahukan konsep kurikulum, macam-macam model konsep kurikulum evaluasi kurikulum ,fungsi kurikulum , dan juga tujuan dari kurikulum itu diterapkan. Dimana dalam buku ini menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas lagi pada diri kita atau pada pembaca. Buku ini patut diacungi jempol karena berkat buku ini, banyak pendapat dari masyarakat atau si pembaca yang mengakui bahwa buku ini sangat lah berharga dalam pendidika karena menambah wawasan seseorang dalampendidikan sehingga pembaca dapat mengetahui tentang pengembangan kurikulum. Informasi ini pembelajaran dari buku yang ditulis oleh . Dr. Nana Syaodih Sukmadinata.. Dimana berkat buku  ini seseorang atau pembaca ini dari tidak tahu tentang pengembangan kurikulum kini mereka menjadi tahu tentang kurikulum. Oleh karena itu, buku ini juga patut dijadikan Mega Best Seller.
                Meski penulis tidak membuat semua isi menjadi bentuk kalimat paragraf, tapi ada yang dijadikan beberapa poin, maka dari itu justru lebih mudah bagi si pembaca untuk memahami isi dari cerita tersebut, dan mudah dicerna.  Seluruh pengembangan kurikulum  yang dijelaskan dalam buku ini merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh si pembaca, karena di dalamnya memuat pengetahuan tentang pendidikan pengembangan kurikulum sehingga membuat wawasan yang lebih luas lagi si pembaca . Dengan demikian, pembaca dapat mengetahui perkembangan kurikulum dalam pendidikan Maka dari itu, buku ini sangat cocok sekali bagi seseorang atau pembaca yang kurang mengetahui tentang pendidikan pengembaangan kurikulum.
                Kelebihan lain dari buku ini yaitu di mana penulis juga memberikan kata yang penuh mutiara, selain itu juga terdapat pernyataan yang nyata yang bisa membuat si pembaca memahami isi dari buku ini. Jadi, pembaca tidak merasa bosan kala membaca buku ini. Penulis juga memberikan arahan kepada pembaca, apa yang harus pembaca lakukan setelah memahami isi dari buku ini, setelah memahami satu per satu tentang sejarah di kerajaan galuh yang telah dibaca. Dengan itu, maka pembaca lebih mudah menerapkan dan memahami isi dan maksud kurikulum dari buku ini. Namun, di sisi kekurangan pada buku ini, penulis kurang kurikulum yang seperti apa yang baik diterapkan dalam pendidikan . Penulis hanya menuliskan tetang perkembangan kurikulum, fungsi, macam-macam model kurikulum dan sebagainya.

2 Komentar:

Pada 22 Juni 2016 pukul 15.29 , Blogger endang s mengatakan...

terima kasih atas resensinya kak Maya Sari. Sangat membantu makalah saya

 
Pada 27 April 2020 pukul 02.34 , Blogger Futiha Taufiq mengatakan...

terimakasih sangat membantu

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda