resensi kurikulum
Nama
: Mayasari
Nim : 1111015000020
Kelas : 5C P.IPS/ Resume Kurikulum
Judul
: PENGEMBANGAN KURIKULUM TEORI DAN PRAKTEK
Pengarang : Prof. Dr. Nana
Syaodih Sukmadinata. 2012. BANDUNG
Penerbit : PT
REMAJA ROSDAKARYA- BANDUNG
Tebal
: 215 Halaman
KONSEP
KURIKULUM
Kedudukan
Kurikulum dalam Pendidikan
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta
didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.
Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah,
ataupun masyarakat. Guru melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dengan rencana
dan persiapan yang matang. Mereka mengajar dengan tujuan yang jelas,
bahan-bahan yang telah disusun secara sistematis dan rinci, dengan cara dan
alat-alat yang telah dipilih dan dirancang secara cermat. Disekolah guru
melakukan interaksi pendidikan secara berencana dan sadar. Dalam lingkungan sekolah telah ada kurikulum
formal, yang bersifat tertulis. Guru-guru melaksanakan tugas mendidik secara
formal, karena itu pendidikan yang berlangsung disekolah sering disebut
pendidikan formal. Kelebihan Dari Pendidikan formal yaitu: pertama,
pendidikan formal disekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas
bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetatpi juga ilmu
pengetahuan dan keterampilan. Kedua, pendidikan disekolah dapat
memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas dan mendaalam. Ketiga,
karena memiliki rancangan atau kurikulum secara formal dan tertulis pendidikan
disekolah dilaksanakan secara berencana, sistematis, dan lebih disadari.
Kurikulum adalah merupakan syarat mutlak bagi pendidikan sekolah, hal itu
beararti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan
atau pengajaran. Komponen-komponen utama kurikulum yaitu tujuan, bahan ajar,
metode-alat, dan penilaian. kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh
proses pendidikan. kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendididkan
demi tercapainya tujuan-tujuan pendididkan.
Konsep
Kurikulum
Konsep kurikulum berjalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran
atau teori pendidikan yang dianutnya. Kurikulum merupakan kumpulan mata-mata
pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Menurut Mac
Donald sistem persekolahan terbentuk atas empat subsistem, yaitu mengajar,
belajar, pembelajaran, dan kurikulum. kurikulum merupakan suatu rencana yang
memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Menurut
Taba kurikulum memberikan pegangan bagi pelaksanaan pengajaran dikelas tetapi,
merupakan tugas dan tanggung jawab guru untuk menjabarkannya. Menurut Beauchamp, kurikulum juga sebagai
rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem yang merupakan bagian dari sistem
persekolahan. Sebagai suatau sistem,
kurikulum merupakan bagian atau subsistem dari keseluruhan kerangka organisasi
sekolah atau sistem sekolah. Fungsi utama sistem kurikulum adalah dalam
pengembangan, penerapan, evaluasi dan penyempurnaannya baik sebagai dokumen
tertulis maupun aplikasinya dan menjaga agar kurikulum tetap dinamis.
Kurikulum
dan Teori-teori Pendidikan
kurikulum mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan teori pendidikan. suatu kurikulum disusun dengan mengacu
pada satu atau beberapa teori kurikulum, dan suatu teori kurikulum diturunkan
atau dijabarkan dari teori pendidikan tertentu. Empat teori pendidikan yang
banyak dibicarakan para ahli pendidikan dan dipandang mendasari pelaksanaan
pendidikan, yaitu pendidikan klasik, pendidika pribadi, pendidikan
interaksional, dan teknologi pendidikan.
Pendidikan klasik atau classical education dapat dipandang sebagai
konsep pendidikan tertua. pendidikan berfungsi memelihara, mengawetkan, dan
meneruskan semua warisan budaya tersebut kepada generasi berikutnya. Tugas guru dan pengembang kurikulum adalah
memilih dan menyajikan materi ilmu tersebut disesuaikan dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik. Menurut Konsep pendidikan klasik, Guru
atau pendidik adalah ahli dalam bidang ilmu dan juga contoh atau model yata
dari pribadi yang ideal. Ada dua model konsep pendidikan klasik, perenialisme
dan esensialisme, keduanya memiliki pandangan yang bebeda-beda . Pendidikan
berfungsi memelihara dan mewariskan pengetahuan, konsep-konsep dan nilai-nilai
yang telah ada. Pendidikan lebih menekankan pada humanitas, pembentukan
pribadi, dan sifat-sifat mental. Kurikulum pendidikan klasik lenih menekankan
isi pendididkan, yang diambil dari disiplin-disiplin ilmu, disusun oleh para
ahli tanpa mengikutsertakan guru-guru apalagi siswa.
Pendidikan pribadi (personalized
education) lebih mengutamakan peranan siswa konsep pendidikan ini bertolak dari
anggapaan dasar bahwa, sejak dilahirkan ank telah memiliki potensi-potensi baik
potensi untuk berfikir, berbuat, memecahkan masalah, maupun untuk belajar dan
berkembang sendiri. Pendidikan adalah ibarat persemaian, berfungsi menciptakan
lingkungan yang menunjang dan terhindar dari hama-hama. Peserta didik menjadi
subjek pendidikan, dialah yang menduduki tempat utama dalam pendidikan. Teori
ini juga memiliki dua aliran yaitu pendidikan progresif dan pendidikan
romantik. Dalam pendidikan progresif siswa merupakan satu kesatuan yang utuh,
perkembangan emosi dan sosial sam pentingnya dengan perkembangan intelektual. Pendidikan
romantik berpangkal dari pemikiran-pemikiran Jean Jacques Rousseau. Kurikulum
pendidikan pribadi lebih menekankan pada proses penembangan kemampuan siswa.
Materi ajar dipilih dengan minat dan kebutuhan siswa.
Teknologi pendidikan mempunyai
persamaan dengan pendidikaan klasik tentang peranan pendidikan dalam
menyampaikan informasi. Yang diutamakan dalam teknologi pendidikan adalah
pembentukan dan penguasaan kompetensi bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya
lama. Perkembangan teknologi pendidikan
dipengaruhi dan sangat diwarnai oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Menurut
teori ini pendidikan adalah ilmu dan bukan seni, pendidikan adalah cabang dari
teknologi ilmiah. Dalam konsep pendidikan teknologi , isi pendidikan dipilih
oleh tim ahli bidang-bidang khusus. Isi pendidikan berupa data-data objektif
dan keterampilan-keterampilan yang mengarah pada kemampuan vocational.
Pendidikan Interaksional ini
bertolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial. Dalam pendidikan
interaksional , belajar lebih dari sekedar mempelajari fakta-fakta. Siswa mengadakan pemahaman eksperimental dari
fakta-fakta tersebut, memberikan interpretasi yang bersifat menyeluruh serta
memahaminya dalam konteks kehidupannya.
Kurikulum pendidikan interaksional menekankan baik pada isi maupun
proses pendidikan sekaligus. Isi pendidikan terdiri dari problem-problem nyata
yang aktual yang dihadapi dalam kehidupan dimasyarakat. Kegiatan belajarnya
yang mengutamakan kerja sama baik antar siswa maupun siswa dengan guru dengan
sumber-sumber belajar yang lain.
TEORI
KURIKULUM
Teori merupakan
suatu set atau sistem pernyataan (a set of statement) yang menjelaskan
serangkaian hal. Ada tiga karakteristik
utama sistem pernyataan suatu teori yaitu: pernyataan dalam suatu teori
bersifat memadukan (unifying statement), pernyataan tersebut berisi
kaidah-kaidah umum (universal preposition), dan pernyataan bersifat meramalkan
(predictive statement). Suatu teori lahir bahwa suatu proses, yang berbeda
dengan yang lainnya. Tugas seorang teoritisi adalah merumuskan istilah-istilah
dan pernyataan yang akan menjelaskan isi bagian-bagian dan hubungan di antara
bagian-bagian tersebut. Ada tiga fungsi teori yang sudah disepakati oleh para
ilmuwan yaitu: mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi.
Pendidikan merupakan suatu ilmu
terapan (applied science), yaitu terpan dari lmu atau disiplin lain terutama
filsafat, psikologi, sosiologi, dan humanitis. Teori-teori pendidikan yang ada
lebih menggambarkan pandangan filosofis, seperti teori pendidikan Langeveld,
Kohnstam, dan sebagianya, atau lebih menekankan pada pengajaran seperti teori
Gagne, Skinner, dan sebagainnya. Ada dua kecenderungan perkembangan ilmu
pendidikan yaitu: Pertama, perkembangan yang bersifat teoritis yang
merupakan pengkajian masalah-masalah pendidikan dari sudut pandang ilmu lain
seperti filsafat, psikologi dll. Kedua,
perkembangan ilmu pendidikan dari praktik pendidikan. Keduanya saling membantu,
melengkapi dan memperkaya.
Telah diuraikan sebelumnya bahwa teori merupakan suatu perangkat
pernyataan yang bertakian satu sama lain, yang disusun sedemikian rupa sehingga
memberikan makna yang fungsional terhadap serangkaian kejadian.Dapat dirumuskan
tentang kurikulum yaitu sebagai suatu perangkat pernyataan yang memberikan
makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya
penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk
perkembangan, penggunaan, dan evaluasi kurikulum. Ada tiga konsep kurikulum
yaitu: Pertama, konsep kurikulum sebagai suatu substansi, suatu
kurikulum dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi
muri-murid disekola, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Kedua,
Konsep kurikulum sebagai suatu sistem yaitu sistem kurikulum yang merupakan
bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan bahkan sistem masyarakat. Ketiga,
konsep kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang kurikulum ini
merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
Pengembangan teori kurikulum tidak dapat dilepaskan dari sejarah
perkembangannya. Menurut Bobbit inti teori kurikulum itu sederhana yaitu
kehidupan manusia yang meskipun berbeda-beda pada dasarnya sama , terentuk oleh
sejumlah kecakapan pekerjaan. Alizabeth S. Maccia menyimpulkan adanya empat
teori kurikulum yaitu: teori kurikulum, teori kurikulum formal, teori kurikulum
valuasional, dan teori kurikulum praksiologi. Lalu Jack R. Frymier mengemukakan
tiga unsur dasar kurikulum yaitu: aktor, artifak, dan pelaksanaan. Aktor adalah
orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum. Artifak adalah isi dan
rancangan kurikulum. Pelaksanaan adalah proses interaksi antara aktor yang
melibatkan artifak. Studi kurikulum menurut Frymier meliputi tiga langkah
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ada beberapa masalah atau isu
substansial dalam pembahasan tentang teori kurikulum yaitu definisi kurikulum,
sumber-sumber kebijaksanaan kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum,
peranan nilai dalam pengembangan kurikulum, dan implikasi teori kurikulum.
LANDASAN
FILOSOFIS DAN PSIKOLOGIS PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek
kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap
perkembangan manusia, perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia. Ada beberapa landasan utama dalam
pengembangan suatu kurikulum yaitu landasan filosofis, landasan psikologis,
landasan sosial budaya, serta perkembangan ilmu dan teknologi.
Landasan
Filosofis
Secara harfiah filosofis (filsafat)
berarti cinta akan kebijakan. Orang belajar filsafat agar ia menjadi orang yang
mengerti dan berbuat secara bijak.
Secara akademik, filsafat berarti upaya untuk menggambarkan dan
menyatakan suatu pandangan yang sistematis dan komphrehensif tentang alam
semesta dan kedudukan manusia didalamnya. Filsafat mencakup keseluruhan
pengetahuan manusia, berusahamelihat segala yang ada ini sebagai satu kesatuan
yang menyeluruh dan mencoba mngetahui kedudukan manusia di dalamnya. Ada tiga
cabang besar filsafat yaitu metafisika yang membahas segala yang ada dalam alam
ini, Epistemologi yang membahas kebenaran dan Aksiologi yang membahas nilai.
Bagi John Dewey filsafat dan pendidikan adalah sama , sebagaimana juga
pendidikan menurut dewey sama dengan kehidupan. Ciri utama filsafat dewey
adalah konsepsinya tentang dunia yang selalu berubah, mengalir, atau on
going-ness. Ciri lain filsafat dewey adalah anti dualistik. pandangannya
tentang dunia adalah monistik dan tidak lebih dari sebuah hipotesis. Filsafat
dewey lebih berkenaan dengan epistemologi dan tekanannya kepada proses berfikir
Pendidikan menurut John Dewey adalah perkembangan, perkembangan
sejak lahir hingga menjelang kematian. Jadi pendidikan itu juga berarti sebagai
kehidupan. Pendidikan merupakan reorganisasi dan rekonstruksi yang konstan dari
pengalaman, pada setiap saat ada tujuan, perbuatan pendidikan selalu dari
pengalaman. Pengalam itu bersifat aktif dan pasif. Pengalam yang bersifat aktif
berarti berusaha, mencoba, dan mengubah, sedangkan bersifat pasif berarti
menerima dan mengikuti saja. Kalau kita mengalami sesuatu maka kita berbuat,
sedangkan kalau mengikuti sesuatu kita memperoleh akibat atau hasil. Belajar
dari pengalaman berarti menghubungkan kemunduran dengan kemajuan dalam
perbuatan kita, yakni kita merasakan kesenangan atau penderitaan sebagai suatu
akibat atau hasil. Pengalaman yang efektif adalah pengalam reflektif yaitu
mempergunakan daya pikir reflektif.
Landasan
Psikologis
Dalam proses pendidikan terjadi
interaksi antar individu manusia, yaitu anatara peserta didik dengan pendidik
dan juga antara peserta didik dengan orang-orang yang lainnya. Manusia berbeda
dengan makhluk lainnya karena kondisi psikologisnya. Manusia berbeda dengan
benda atau tanaman, karena benda atau tanaman tidak mempunyai aspek psikologis.
Kondisi psikologis merupakan karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai
individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksi dengan
lingkungannya. Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan
tahap perkembangannya, latar belakang sosial budaya, juga karena perbedaan
faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya. Peserta didik adalah individu yang
sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas utama yang seharusnya dari para
pendidik adalah membantu perkembangan peserta didik secara optimal. Jadi ada
dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu psikologi
perkembangan dan psikologi belajar. Keduanya sangat diperlukan baik didalam
merumuskan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan menerapkan
metode pembelajaran serta teknik-teknik penilaian. Psikologi perkembangan
membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemuan
spermatozoid dengan sel telur sampai dengan dewasa. Ada tiga teori pendekatan tentang
perkembangan individu yaitu pendekatan pentahapan, pendekatan diferensial, dan
pendekatan ipsatif. Dari tiga pendekatan
itu yang paling banyak dianut oleh para ahli psikologi perkembangan adalah
pendekatan pentahapan. Pendekatan ini lebih disenangi karena lebih jelas
menggambarkan proses ataupun urutan perkembangan dan kemajuan individu. Dalam
pendekatan pentahapan ini dikenal dua variasi yang pertama, pendekatan
yang bersifat menyeluruh mencakup segala segi perkembangan, seperti fisik dan
gerakan motorik, sosial, intelektual, moral, emosional, religi dan sebagainya. Kedua,
pendekatan yang bersifat khusus mendeskripsikan salah satu segi atau aspek perkembangan
saja.
Psikologi merupakan suatu studi
tentang bagaimana individu belajar. Secara sederhana belajar adalah sebagai
perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman. Segala perubahan
tingkah laku baik yang berbentuk kogbitif, afektif, maupun psikomotorik dan
terjadi karena proses pengalaman dapat dikatagorikan sebagai perilaku belajar.
Ada tiga keluarga atau rumpun teori belajar yaitu teori disiplin mental,
behaviorisme, dan Cognitive Gestalt Field. Menurut rumpun teori disiplin mental
dari kelahirannya atau secara herediter anak telah memiliki potensi-potensi
tertentu. Belajar merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut.
Ada beberapa teori disiplin mental yaitu: disiplin mental theistik, disiplin
mental humanistik, naturalisme, dan apersepsi.
LANDASAN
SOSIAL BUDAYA, PERKEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
Ada tiga sifat penting dalam
pendidikan yaitu : Pertama, pendidikan mengandung nilai dan memberikan
pertimbangan nilai. Karena tujuan pendidikan mengandung nilai maka isi
pendidikan harus memuat nilai. Kedua, pendidikan diarahkan pada
kehidupan dalam masyarakat pendidikan bukan hanya untuk pendidikan tetapi
menyiapkan anak untuk kehidupan dalam masyarakat. Ketiga, pelaksanaan
pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan masyarakat tempat
pendidikan itu berlangsung. Kehidupan masyarakat sangat berpengaruh terhadap
proses pendidikan karena pendidikan sangat melekat dengan kehidupan masyarakat.
Tujuan umum pendidikan sering dirumuskan untuk menyiapkan generasi muda menjadi
orang dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan produktif. Konsep pendidikan
bersifat universal, tetapi pelaksanaan pendidikan bersifat lokal, disesuaikan
dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat. Salah satu aspek yang cukup
penting dalam sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai. Tatanan nilai merupakan
seperangkat ketentuan, peraturan, hukum, moral yang mengatur cara berkehidupan
dan berperilaku kepada warga masyarakat. Pendidikan merupakan bagian dari
kebudayaan, dalam arti yang lebih mendasar pendidikan merupakan suatu proses
kebudayaan. Proses pembudayaan tidak
dapat berlangsung secara sendirian, melainkan harus dalam interaksi dengan
orang lain, interaksi dengan orang lain.
Salah satu ciri dari masyarakat
adalah selalu berkembang. Karena adanya pengaruh dari perkembangan teknologi
terutama teknologi industri transportasi, komunikasi, telekomunikasi, dan
elektronika, masyarakat ini berkembang sangat cepat menuju masyarakat terbuka,
masyarakat informasi dan global. Dalam kondisi masyarakat demikian,
perubahan-perubahan terjadi dengan cepat. Perubahan-perubahan masyarakat ini
akan mempengaruhi perkembangan setiap individu warga masyarakat, mempengaruhi
pengetahuan, kecakapan, sikap, aspirasi, minat, semangat, kebiasaan bahkan
pola-pola hidup mereka. Yang Pertama, Perubahan pola pekerjaan, karena pengaruh
perkembangan teknologi maka terjadi perubahan yang cukup drastis dalam pola
pekerjaan. Masyarakat berangsur-angsur terutama di perkotaan sering terjadi
loncatan, berubah dari kehidupan yang berpola agraris ke pola kehidupan
industri. Kedua, Perubahan peranan wanita, dewasa jumlah ini wanita yang
berpendidikan relatif seimbang dengan pria, sebagai akibat emansipasi yang
membuka kesempatan kepada kaum wanita untuk memperoleh pendidikan. Keadaan ini
membawa beberapa implikasi, baik bagi kehidupan sosial-pribadi para wanita,
kehidupan keluarga, maupun dalam situasi kerja. Ketiga, Perubahan kehidupan
keluarga, perkembangan kehidupan keluarga sejalan dengan perkembangan
masyarakat. pola kerja masyarkat modern (industri) menuntut waktu kerja yang
tidak teratur.
Pengembangan suatu ilmu pengetahuan
tidak hanya ditujukan kepada perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri,
melainkan juga diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada bidang-bidang
kehidupan atau ilmu yang lainnya.
Teknologi ialah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan.
Penemuan teknologi pertama yang cukup penting adalah teknologi api. Denga
teknologi api ini manusia mendapatkan penerangan pada malam hari, bisa
menghangatkan badan, dan mengolah berbagai bahan makanan. Teknologi penting yang ditemukan selanjutnya
adalah teknologi pertanian. Dengan teknologi ini manusia membudidayakan
bermacam-macam tanaman dan binatang yang sebelumnya tumbuh liar dialam
bebas. Perkembangan teknologi lain yang
sangat penting dan banyak membawa perkembangan pada teknologi lain adalah
teknologi industri.
Transformasi teknologi merupakn
suatu proses pengaalihan, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi secara teratur. Menurut B.J. Habibie ada lima prinsip yang menjadi
pegangan dalam transformasi teknologi(industri) yaitu : Pertama, perlu
diselenggarakan pendidikan dan pelatihan didalam dan diluar negri untuk
menyiapkan para pelaku transformasi; Kedua, perlu dikembangkan konsep
yang jelas dan realistis tentang masyarakat yang akan dibangun serta
teknologi-teknologi yang diperlukan untuk mewujudkannya; Ketiga,
teknologi hanya dapat dialihkan, diterapkan, dan dikembangkan lebih lanjut jika
benar-benar diterapkan; Keempat, bangsa yang inin memngembangkan diri
secara teknologis harus berusaha sendiri memecahkan setiap masalahnya; Kelima,
pada tahap-tahap awal transformasi setiap negara harus melindungi perkembangan
kemampuan nasionalnya, sehingga saat tercapainya kemampuan bersaing secara
internasional. Lalu ada beberapa tahap penting transformasi teknologi yaitu: Tahap
pertama, penggunaan teknologi yang ada digunakan untuk proses nilai tambah
produksi barang dipasaran. Tahap kedua, tahap integrasi teknologi
digunakan untuk desain dan produksi barang baru. Tahap ketiga, adalah
tahap pengembangan teknologi itu sendiri. Tahap keempat, adalah tahap
pelaksanaan penelitian dasar secara besar-besaran.
Menurut B.J. Habibie ada delapan
wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi terutam
teknologi industri, yaitu : 1). industri pesawat terbang,2). industri maritim
dan perkapalan, 3). industri alat-alat transportasi darat, laut, dan udara, 4).
industri elektronika dan telekomunikasi, 5). industri energi, 6). industri
rekayasa, 7). industri alat-alat dan mesin-mesin pertanian, 8). industri
pertahanan dan keamanan. Pusat pengembangan yang terbesar adalah pusat
pengembangan penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi (puspitek) di tangerang,
jawa barat.
Pengaruh perkembangan ilmu dan
teknologi cukup luas, meliputi semua aspek kehidupan, politik, ekonomi, sosial,
bidaya, keagaamaan, etika dan estetika, bahkan keamanan dan ilmu pengetahuan
itu sendiri. Ada beberapa bidang ilmu dan teknologi yang mempunyai pengaruh
sangat besar, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap kehidupan
masyarakat. Bidang-bidang tersebut adalah komunikasi, transportasi, ekanisasi
industri dan pertanian, serta persenjataan. Pendidikan juga mendapat pengaruh
yang cukup besar dari ilmu dan teknologi. Pendidikan sangat erat hubungan
dengan kehidupan sosial, sebab pendidikan merupakan salah satu aspek sosial.
MACAM-MACAM
MODEL KONSEP KURIKULUM
Kurikulum
subjek akademis
Model konsep kurikulum ini adalah
model yang tertua, sejak sekolah yang pertama berdiri, kurikulumnya mirip
dengan tipe ini. Kurikulum subjek
akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang
berorientasi pada masa lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan
hasil-hasil budaya masa lalu tersebut. Karena kurikulum sangat mengutamakan
pengetahuan maka pendidikannya lebih bersifat intelektual. Kurikulum subjek
akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam
perkembangannya secara berangsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan
siswa. Ada tiga pendekatan dalam
perkembangan kurikulum subjek akademis yaitu: Pertama, melanjutkan pendekatan
struktur pengetahuan; Kedua, studi yang bersifat integratif; Ketiga, pendekatan
yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis. Kurikulum subjek akademis
mempunyai beberapa ciri-ciri yang berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi
isi, dan evaluasi. Tujuan kurikulum akademi adalah pemberian pengetahuan yang
solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses penelitian. Ada beberapa pola organisasi isi (materi
pelajaran) kurikulum subjek akademis yaitu; Correlated curriculum, Unifed atau
Concentrated curriculum, Integrated curriculum, Serta Problem solving
curriculum. Masalah besar yang dihadapi oleh para pengembang kurikulum subjek
akademis adalah bagaimana memilih materi pelajaran dari sekian banyak disiplin
ilmu yang ada. Ada beberapa saran untuk
mengatasi masalah tersebut yaitu; Pertama, Mengusahakan adanya
penguasaan yang menyeluruh dengan menekankan pada bagaimana cara menguji
kebenaran atau mendapatkan pengetahuan; Kedua, mengutamakan kebutuhan
masyarakat, memilih dan menentukan aspek-aspek dari disiplin ilmu yang sangat
diperlukan dalam kehidupan masyarakat; Ketiga, menekankan pengetahuan
dasar yaitu pengetahuan-pengetahuan yang menjadi dasar bagi penguasaan
disiplin-disiplin ilmu yang lainnya. Proses belajar yang ditempuh oleh siswa
sama pentingnya dengan penguasaan konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi.
Kurikulum
Humanistik
Pendidikan humanistik menekankan
peranan siswa. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang
permisif, rileks, akrab. berkat situasi tersebut anak mengembangkan segala
potensi yang dimilikinya. Pendidikan mereka lebih menekankan bagaimana mengaar
siswa (mendorong siswa), dan bagaimana merasakan atau bersikap terhadap
sesuatu. Tujuan pengajaran adalah memperluas kesadaran diri sendiri dan
mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan. Ada beberapa aliran
yang termasuk dalam pendidikan humanistik yaitu pendidikan: Konfluen,
Kritikisme radikal, dan Mistikosmr modern. Ada beberapa ciri-ciri kurikulum
konfluen yaitu: partisipasi, integrasi, relevansi, pribadi anak, dan tujuan. Dasar
dari kurikulum konfluen adalah psikologi Gestalt yang menekankan keutuhan,
kesatuan dan keseluruhan. Dalam memilih kegiatan belajar ada beberapa cara yang
dapat ditempuh yaitu: Pertama, mengidentifikasi tema-tema atau
topik-topik yang mengandung self judgment. Kedua, materi disajikan dalam
bentuk yang belum selesai, tema atau issue-issue diharapkan muncul secara
spontan dari prosedur serta perlengkapan pengajaran yang ada. Kurikulum
humanistik mempunyai beberapa karakteristik, berkenaan dengan tujuan, metode,
organisasi isi, dan evaluasi. Menurut para humanis kurikulum berfungsi
menyediakan pengalaman berharga untuk membantu memperlancar perkembangan
pribadi murid. Kurikulum humanistik menuntut hubungan emosional yang baik
antara guru dan murid. Guru harus memberikan dorongan kepada murid atas dasar
saling percaya. Kegiatan belajar yang baik adalah yang memberikan pengalaman
yang akan membantu para siswa memperluas kesadaran akan dirinya dan orang lain
dan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Penilaiannya bersifat
subjektif baik dari guru maupun para siswa.
Kurikulum rekonstruksi sosial
berbeda dengan model-model kurikulum lainnya. Kurikulum ini lebih memusatkan
perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Para rekonstruksionis sosial menentang
intimidasi, menakut-nakuti dan kompromi semu. Mereka mendorong agar para siswa
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah sosial yang mendesak
dan kerja sama atau bergotong royong untuk memecahkannya. Ada beberapa ciri
dari desain kurikulum ini yaitu: Asumsi;
Masalah-masalah sosial yang mendesak; Pola-pola organisasi. Kurikulum rekonstruksi sosial juga mempunyai komponen-komponen yang sama dengan
model kurikulum lain tetapi isi dan bentuk-bentuknya berbeda yaitu; a). tujuan
dan isi kurikulum , kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
adalah mengadakan survei secara kritis terhadap masyarakat, mengadakan studi
tentang hubungan antar keadaan ekonomi lokal dan ekonomi nasional serta dunia,
mengadakan studi tentang latar belakang historis, mengkaji praktik-praktik
dalam hubungannya dengn faktor ekonomi, memantapkan rencana perubahan praktik
politik, dan mengevaluasi semua rencana dengan kriteria apakah telah memenuhi
kepentingan sebagian besar orang; b). metode; dan c). evaluasi. Pengajaran rekonstruksi sosial
banyak dilaksanakan di daerah-daerah yang tergolong belum maju dan tingkat
ekonominya juga belum tinggi. pelaksanaan pengajaran ini diarahkan untuk
meningkatkan kondisi kehidupan mereka. sesuai dengan potensi yang ada dalam
masyarakat, sekolah mempelajari potensi-potensi tersebut, dengan bantuan biaya
dari pemerintah sekolah berusaha mengembangkan potensi tersebut.
Penerapan teknologi dalam bidang
pendidikan khususnya kurikulum adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat
lunak(software), dan perangkat keras(hardware). Teknologi dalam arti teknologi
alat, lebih menekankan kepada penggunaan alat-alat teknologis untuk menunjang
efisiensi dan efektivitas pendidikan. Dalam arti teknologi sistem, teknologi
pendidikan menekankan kepada penyusunan program pengajaran atau rencana pelajaran
dengan menggunakan pendekatan sistem. Kurikulum yang dikembangkan dari konsep
teknologi pendidikan, memiliki beberapa ciri khusus yaitu: a). Tujuan; b).
Metode, pelaksanan pengajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut;
penegasan tujuan, pelaksanaan pengajaran, pengetahuan tentang hasil; c).
organisasi bahan ajar; dan d). evaluasi.
Meskipun memiliki keleihan-kelebihan, kurikulum teknologis tidak terlepas dari
beberapa keterbatasan atau kelemahan.
Pengembangan Kurikulum teknologis
berpegang pada beberapa kriteria yaitu: 1). prosedur pengembangan kurikulum
dinilai dan disempurnakan oleh pengembang kurikulum yang lain, 2). hasil
pengembangan terutama yang terbentuk model adalah yang bisa di uji coba ulang,
dan hendaknya memberikan hasil yang sama. Inti dari pengembangan kurikulum
teknologis adalah penekanan pada kompetensi. pengembangan dan penggunaan alat
dan media pengajaran bukan hanya sebagai alat bantu tetatpi bersatu dengan
program pengajaran dan ditujukan pada penguasaan kompetensi tertentu.
ANATOMI
DAN DESAIN KURIKULUM
Komponen-Komponen Kurikulum
Suatu kurikulum harus
memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal. Pertama
kesesuaian antara kurikulum dan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan
masyarakat. Kedua kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum, yaitu
isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga
evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.Tujuan kurikulum di
rumuskan berdasarkan dua hal. Pertama perkembangan tuntutan, kebutuhan
dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari oleh pemikiran-pemikiran dan
terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofi, terutama falsafah negara.
Tujuan-tujuan mengajar dibedakan atas beberapa kategori, sesuai dengan perilaku
yang menjadi sasarannya. Gage dan Briggs mengemukakan lima kategori tujuan,
yaitu intellectual skills, cognitive strategies, verbal information, motor
skills and attitudes (1974,hlm. 23-24). Bloom mengemukakan tiga kategori
tujuan mengajar sesuai dengan domain-domain perilaku individu, yaitu domain
kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif berkenaan dengan penguasaan
kemampuan-kemampuan intelektual atau berpikir. Domain afektif berkenaan dengan
penguassaan dan pengembangan perasaan, sikap, minat, dan nilai-nilai. Domain
psikomotor menyangkut penguasaan dan pengembangan keterampilan-keterampilan
motorik. Perumusan tujuan mengajar yang berbentuk tujuan khusus (objektif),
memberikan beberapa keuntungan: a).Tujuan khusus memudahkan dalam
mengkomunikasikan makssud kegiatan mengajar-belajar siswa; b).Tujuan khusu,
membantu memudahkan guru-guru memilih dan menyusun bahan ajar; c).Tujuan khusus
memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media mengajar; d).Tujuan
khusus memudahkan guru mengadakan penilaian.
Sekuens
bahan ajar
Untuk mencapai tiap tujuan mengajar yang telah ditentukan
diperlukan bahan ajar. Bahan ajar tersusun atas topik-topik dan sub-topik
tertentu. Tiap topik dan sub-topik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa cara untuk menyusun sekuens bahan
ajar, yaitu:
1)
Sekuens
Kronologis. Untuk menyusun bahan ajar yang mengandung urutan waktu, dapat
digunakan sekuens kronologis.
2)
Sekuens Kausal.
Sekuens kausal ini cocok untuk menyusun bahan ajar dalam bidang meteorologi dan
geomorfologi.
3)
Sekuens
Struktural. Bagian-bagian bahan ajar suatu bidang studi telah mempunyai
struktur tertentu.
4)
Sekuens Logis
dan Psikologis. Bahan ajar juga dapat disusun berdasarkan urutan logis.sekuens
logis bahan ajar dimulai dari bagian menuju pada keseluruhan, dari yang
sederhana kepada yang kompleks, tetapi menurut sekuens psikologis sebaliknya
dari keseluruhan kepada bagian, dari yang kopleks kepada yang sederhana.
5)
Sekuens Spiral.
Dikembangkan oleh Brunner (1960). Bahan ajar dipusatkan pada topik
atau pokok bahan tertentu.
6)
Rangkaian ke
belakang. Dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah terakhir dan
mundur kebelakang.
7)
Skuens
berdasarkan hierarki belajar. Model ini
dikembangkan oleh Gagne (1965), dengan prosedur sebagai berikut: tujuan-tujuan
khusus utama pembelajaran dianalisis, kemudian dicari suatu hierarki urutan
bahan ajar untuk mencapai tujuan-tujuan tersbut.
Strategi
Mengajar
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengajar. Rowntree
(1974: 93-97) membagi strategi mengajar itu atas Exposition - Discovery
Learning, dan Groups – Individual Learning. Ausubel andRobinson (1969:
43-45) membaginya atas strategi Reception Learning- Discovery Learning
dan Rote Learning- Meaningful Learning.
a)
Reception/Exposition
Learning – Discovery Learning
Reception
Learning dilihat dari sisi siswa sedangkan exsposition dilihat dari sisi guru.
Dalam Exposition dan Reception Learning keseluruhan bahan ajar disampaikan
kepada siswa dalam bentuk akhir atau bentuk jadi, baik secara lisan maupun
secara tertulis. Siswa tidak dituntut untuk tidak mengolah, atau melakukan
aktifitas lain kecuali menguasainya. Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak
disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan
menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis,
mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
b)
Rote Learning –
Meaningful Learning
Rote
Learning bahan ajar disampaikan kepada siswa tanpa memperhatikan arti atau
makna bagi siswa. Siswa menguasai bahan ajar dengan menghafalkannya. Dalam
Meaningful Learning penyampaian bahan mengutamakan maknanya bagi siswa. Menurut
Ausubel and Robinson (1970: 52-53) sesuatu bahan ajar bermakna bila dihubungkan
dengan struktur kognitif yang ada pada siswa. Struktur kognitif terdiri atas
fakta-fakta, data, konsep, proposisi, dalil, hukum dan teori-teori yang telah
dikuasai siswa sebelumnya, yang tersusun membentuk suatu struktur dalam pikiran
anak.
c)
Group Learning
– Individual Learning
Media
Mengajar
Media mengajar merupakan segala macam bentuk perangsang dan alat
yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar. Rowntree (1974: 104-113)
mengelompokkan media mengajar menjadi lima macam dan disebut modes, yaitu
interaksi insani, realita, pictorial, simbol tertulis, dan rekaman suara.
1)
Interaksi
insani. Media ini merupakan komunikasi langsung antara dua orang atau lebih.
Interaksi insani dapat berlangsung melalui komunikasi verbal atau nonverbal.
2)
Realita.
Realita merupakan bentuk perangsang nyata seperti orang-orang, binatang,
benda-benda, peristiwa, dan sebagainya yang diamati siswa.
3)
Pictorial.
Media ini menunjukkan penyajian berbagai untuk variasi gambar dan diagram nyata
atau simbol, bergerak, atau tidak, dibuat diatas kertas, film, kaset, disket,
dan media lainnya.
4)
Simbol
tertulis. Simbol tertulis merupakan media penyajian informasi yang paling umum,
tetapi tetap efektif.
5)
Rekaman suara.
Berbagai bentuk informasi dapat disampaikan kepada anak dalam bentuk rekaman
suara.
Evaluasi
Pengajaran
Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang
telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan.
a.
Evaluasi hasil
belajar-mengajar
Dalam
evaluasi ini disusun butir-butir soal untuk tiap tujuan khusus minimal disusun
satu butir soal.
b.
Evaluasi
pelaksanaan mengajar
Komponen
yang dievaluasi dalam pengajaran bukan hanya hasil belajar mengajar tetapi
keseluruhan pelaksanaan pengajaran, yang meliputi evaluasi komponen tujuan
mengajar, bahan pengajaran (yang menyangkut sekuens bahan ajar), strategi dan
media pengajaran, serta komponen evaluasi mengajar sendiri.
Penyempurnaan
pengajaran
Hasil- hasil evaluasi, baik evaluasi
hasil belajar, maupun evaluasi pelaksanaan mengajar secara keseluruhan,
merupakan umpan balik bagi penyempurnaan-penyempurnan lebih lanjut. Desain
kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen kurikulum.
Berdasarkan pada apa yang menjadi fokus pengajaran, sekurang-kurangnya dikenal
tiga pola desain kurikulum, yaitu:
1). Subject centered design, suatu desain
kurikulum yang berpusat pada bahan ajar.
Subject centered design curriculum merupakan
bentuk desain yang paling populer, paling tua dan paling banyak digunakan.
Dalam subject centered design,kurikulum dipusatkan pada isi atau materi
yang akan diajarkan. Kurikulum tersusun atas sejumlah mata-mata pelajaran, dan
mata-mata pelajaran tersebut diajarkan secara terpisah-pisah. Karena
terpisah-pisahnya itu maka kurikulum ini disebut juga separated subject
curriculum. Model design curriculum mempunya beberapa kelebihan dan
kekurangan. Beberapa kelebihan dari model desain kurikulum ini adalah:
1)
Mudah disusun,
dilaksanakan, dievaluasi, dan disempurnakan
2)
Para
pengajarnya tidak perlu dipersiapkan khusus, asal menguasai ilmu atau bahan
yang akan diajarkan sering dipandang sudah dapat menyampaikannya.
Beberapa kritik yang juga merupakan kekurangan model desain ini,
adalah:
1)
Karena
pengetahuan diberikan secara terpisah-pisah, hal itu bertentangan dengan
kenyataan, sebab dalam kenyataan pengetahuan itu merupakan satu kesatuan,
2)
Karena
mengutamakan bahan ajar, maka peran peserta didik sangat pasif,
3)
Pengajaran
lebih menekankan pengetahuan dan kehidupan masa lalu, dengan demikian
pengajaran lebih bersifat verbalistis dan kurang praktis.
2). Learner centered design, suatu desain
kurikulum yang mengutamakan siswa.
Learner-centered memberi tempat utama kepada peserta didik. Di
dalam pendidikan atau pengajaran yang belajar dan berkembang adalah peserta
didik sendiri. Ada beberapa variasi model ini yaitu the activity atau experience
design, humanistic design, the open, free design, dan lain-lain.
3). Problems centered design, suatu desain
kurikulum yang berpusat pada masalah-masalah yang dihadapi dalam masyarakat.
Konsep pendidikan para pengembang model kurikulum ini berangkat dari
asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama. Dalam
kehidupan bersama ini, manusia menghadapi masalah-masalah bersama yang harus
dipecahkan bersama pula.
PROSES
PENGAJARAN
Keseimbangan
antara isi dan proses
Telah kita ketahui dalam uraian-uraian yang terdahulu bahwa ada
konsep-konsep kurikulum yang lebih mengutamakan isi dan proses. Keduanya
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Keduanya merupakan pemecahan yang paling
praktis, walaupun bukan berarti tanpa menghadapi kesulitan-kesulitan.
Isi
Kurikulum
Isi kurikulum atau pengajaran bukan hanya terdiri atas sekumpulan
pengetahuan atau kumpulan informasi, tetapi harus merupakan kesatuan
pengetahuan terpilih dan dibutuhkan, baik bagi pengetahuan itu sendiri maupun
bagi siswa dan lingkungannya.
Proses
Belajar
1.
Belajar
Intuitif
Pemikiran
analitik yang lebih bersifat konkret daripada berfikir intuitif yang lebih
abstrak.
2.
Belajar
Bermakna
Dalam
belajar menerima keseluruhan bahan pelajaran disajikan kepada si pelajar dalam
bentuk yang sudah sempurna.
a.
Konsep dasar
Ada
dua hal penting dalam konsep belajar bermakna, yaitu struktur kognitif dan
materi pengetahuan baru.
b.
Macam-macam
belajar bermakna
Belajar refresensional, Belajar konsep, Belajar proposisi, Belajar
diskaveri atau mencari. Belajar pemecahan masalah, Dan Belajar kreatif.
3.
Hubungan
macam-macam belajar dalam taksonomi Bloom
Dalam pembandingan dengan taksonomi bloom bahwa macam-macam belajar
bermakna ini, lebih menyangkut ranah kognitif. Ranah afektif dan psikomotor
tidak tercakup dengan macam-macam kategori belajar ini.
4.
Mengingat dan
lupa
Mengingat merupakan suatu proses memelihara penguasaan
sesuatunmakna baru. Sedangkan Lupa merupakan kemunduran atau kehilangan
penguasaan suatu makna yang telah dikuasai.
5.
Kelebihan
belajar bermakna
Hasil belajar bermakna lebih lama dikuasai daripada belajar
menghafal. Dengan demikian belajar bermakna lebih efisien dibandingkan dengan
belajar menghafal.
6.
Inhibisi
proaktif dan retroaktif
Salah satu penyebab utama dari lupa pada belajar adalah pengurangan
makna dari suatu konsep dalam struktur kognitif.
Kesiapan
Belajar
Tiga masalah penting berkenaan dengan penyesuaian bahan ajar dengan
perkembangan anak: Perkembangan Intelek, Kegiatan belajar, dan Spiral kurikulum.
Minat
dan Motif Belajar
Minat atau perhatian belajar ini sangat berhubungan degan kegiatan
belajar. Kegiatan belajar juga bergerak dari yang aktif, yang berbentuk suatu
poyek yang berisi kegiatan kompetitif, yang banyak membangkitkan belajar anak.
PENGEMBANGAN
KURIKULUM
Prinsip-Prinsip
Kurikulum:
Prinsip-prinsip
umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum yaitu: Pertama, Prinsip relevansi ada dua macam yaitu
relevan keluar dan relevan kedalam. Kedua, Prinsip fleksibilitas, kurikulum
hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel karena kurikulum yang baik
adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid tetapi dalam pelaksanaannya
memungkinkan terjadinya penyesuaian berdasarkan kondisi daerah waktu maupun
kemampuan dan latr belakang anak. Ketiga, Prinsip kontinuitas yaitu
kesinambungan yang mana perkembangan dan proses elajar anak berlangsung secara
berkesinambungan tidak terputus-putus atau berhenti-henti oleh karena itu
pengalaman belajar yang disediakan kurikulum hendaknya berkesinambungan antara
satu tingkat kelas. Keempat, Praktis mudah dilaksanakan,menggunakan alat-alat
sederhana dan biayanya juga murah. dan Kelima, Prinsip efektivitas, walaupun
kurikulum tersebut harus murah, sederhana, dan murah tetapi keberhasilannya
tetap harus diperhatikan. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan
dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan.
Prinsip-prinsip
khusus :
a.
Prinsip
berkenaan dengan tujuan pendidikan
b.
Prinsip
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
c.
Prinsip
berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
d.
Prinsip
berkenaa dengan pemilihan media dan alat pengajaran
e.
Prinsip
berkenaan dengan pemilihan kegiatan penelitian
Pengembangan
Kurikulum
Dari pihak-pihak tersebut yang secara terus menerus turut terlibat
dalam pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut: Peranan para administator pendidikan, Peranan
para ahli, Peranan Guru , Dan Peranan orang tua murid. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan kurikulum yaitu : Perguruan Tinggi, Masyarakat, dan Sistem
nilai.
Artikulasi
dan Hambatan Pengembangan Kurikulum
Untuk menyusun artikulasi kurikulum diperlukan kerjasama dari
berbagai pihak seperti para administrator, kepala sekolah, TK samapai rektor
universitas, guru-guru dari setiap jenjang pendidikan, orang tua murid dan
tokoh-tokoh masyarakat.
Hambatan-hambatan
pengembangan kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Yang
pertama hambatan terletak pada guru. Yang kedua, hambatan datang dari
masyarakat, yang ketiga, hambatan yang dihadapi oleh pengembang kurikulum
adalah maslah biaya.
Model-model
pengembangan kurikulum
1.
The
administratif model
2.
The grass roots
model
3.
Beauchamp’s
system
4.
The
demonstration model
5.
Taba’s inverted
model
6.
Roger’s
interpersonal relations model
7.
The systematic
action-research model
8.
Emerging
technical models
EVALUASI
KURIKULUM
Evaluasi
dan Kurikulum
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting baik dalam penentuan
kebijaksanaan pendidikan pada umumnya, maupun pada pengambilan keputusan dalam
kurikulu m.Evaluasi kurikulum
sukar dirumuskan secara tegas, hal itu disebabkan beberapa faktor yaitu :
1.
Evaluasi
kurikulum berkenaan dengan fenomena-fenomena yang terus berubah.
2.
Objek
evaluasikurikulum adalah sesuatu yang berubah-ubah sesuai dengan konsep
kurikulum yang digunakan.
3.
Evaluasi
kurikulum merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia yang sifatnya juga
berubah.
Komponen-komponen
kurikulum yang dievaluasi juga sangat luas. Program evaluasi kurikulum bukan
hanya mengevaluasi hasil belajar siswa dan proses pembelajarannya, tetapi juga
desain dan implementasi kurikulum, kemampuan dan unjuk kerja guru, kemampuan
dan kemajuan siswa, sarana, fasilitas, dan sumber-sumber belajar, dll.
Konsep
Kurikulum
-
Penekanan
kepada isi kurikulum. Strategi pengembangan yang menekankan
isi, merupakan yang paling lama dan banyak dipakai, tetapi juga terus mendapat
penyempurnaan atau pembaharuan.
-
Penekanan pada
situasi pendidikan. Tipe kurikulum ini lebih menekankan pada masalah dimana (where),
bersifat khusus, sangat memperhatikan dan disesuaikan dengan lingkungannya.
-
Penekanan pada
organisasi. Tipe kurikulum ini sangat menekankan pada proses belajar mengajar.
Implementasi
dan Evaluasi Kurikulum
Pada kurikulum yang menekankan organisasi, tugas evaluasi lebih
sulit lagi, karena isi dan hasil kurikulum bukan hal yang utama, yang utamanya
adalah aktivitas dan kemampuan siswa.
Peranan
Evaluasi Kurikulum
1.
Evaluasi
sebagai moral judgement. Konsep utama dalam evaluasi adalah
masalah nilai. Hasil dari suatu evaluasi berisi suatu nilai yang akan digunakan
untuk tindakan selanjutnya.
2.
Evaluasi dan
penentuan keputusan. Siapa pengambil keputusan dalam pendidikan atau khususnya dalam
pelaksanaan kurikulum. Pengambil keputusan dalam pelaksanaan pendidikan atau
kurikulum banyak, yaitu: guru, murid, orang tua, kepala sekolah, para
inspektur, pengembang kurikulum, dan sebagainya.
3.
Evaluasi dan
konsensus nilai. Dalam bagian yang terdahulu sudah dikemukakan bahwa penelitian
pendidikan dan evaluasi kurikulum sebagai perilaku sosial berisi nilai-nilai.
Ujian
sebagai Evaluasi Sosial
Menguji adalah mengevaluasi kemampuan individu. Ujian bukan saja
menunjukkan nilai pengetahuan atau kemampuan secara sosial, tetapi juga telah
merupakan peraturan dari sekolah. Dengan adanya ujian-ujian tersebut maka
jenis-jenis kemampuan tertentu dipandang menunjukkan status lebih tinggi
dibandingkan dengan kemamouan lainnya.
Model-model
Evaluasi Kurikulum
1.
Evaluasi model
penelitian
Model
evaluasi kurikulum yang menggunakan modl penelitian didasarkan atas teori dan
metode tes psikologis serta eksperimen lapangan.
2.
Evaluasi model
objektif
Beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model objektif:
a.
Ada kesepakatan
tentang tujuan-tujuan kurikulum
b.
Merumuskan
tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa
c.
Menyusun materi
kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut
d.
Mengukur
kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
3.
Model campuran
multivariasi
Evaluasi
model perbandingan (comparative approach) dan model tylor dan bloom melahirkan
evaluasi model campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan
unsur-unsur dari kedua pendekatan tersebut. Strategi ini memungkinkan
pembandingan lebih dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap
kurikulum diukur berdasarkan kriteria khusus dari masing-masing kurikulum.
GURU
DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Guru
sebagai Pendidik Profesional
Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja dituntut melaksanakan
tugasnya secara profesional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan
kemampuan profesional.Departemen pendidikan dan Kebudayaan (1980) telah
merumuskan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dan mengelompokkannya
atas tiga dimensi umum kemampuan, yaitu:
1.
Kemampuan
profesional yang ,mencakup:
a.
Penguasaan
materi pelajaran, mencakup bahan yang akan diajarkan dan dasar keilmuan dari
bahan pelajaran tersebut.
b.
Penguasaan
landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan
c.
Penguasaan
proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.
2.
Kemampuasn
sosial, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan lingkungan
sekitar.
3.
Kemampuan
personal yang mencakup:
a.
Penampilan
sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap
keseluruhan situasi pendidikan.
b.
Pemahaman,
penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dimiliki guru.
c.
Penampilan
upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.
Guru
sebagai pembimbing belajar
Guru memegang peranan penting baik dalam penyusunan kurikulum
maupun pelaksanaan kurikulum. Tujuan utama kegiatan guru dalam mengajar ialah
mempengaruhi perubahan pola tingkah laku para siswanya. Perubahan ini terjadi
karena guru memberikan perlakuan-perlakuan. Tepat tidaknya, efektif tidaknya
perlakuan yang diberikan guru akan menentukan usaha belajar yang dilakukan oleh
siswa. Upaya guru memberikan perlakuan tersebut erat kaitannya dengan tingat
harapan dan perubahan yang diinginkan. Dalam mengoptimalkan perkembangan siswa,
ada tiga langkah yang harus ditempuh. Pertama, mendiagnosis kemampuan
dan perkembangan siswa. Kedua, memilih cara pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi siswa. Ketiga, kegiatan pembimbingan.
Peranan
Guru dalam Pengembangan Kurikulum
1.
Peranan Guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi
Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, guru tidak mempunyai
peranan dalam perancangan, dan evaluasi kurikulum yang bersifat makro, mereka
lebih berperan dalam kurikulum makro. Kurikulum makro disusun oleh tim atau
komisi khusus, yang terdiri atas para ahli penyusunan kurikulum mikro dijabarkan
dari kurikulum makro. Guru berkewajiban untuk menjelaskan kepada para siswanya
tentag apa yag aakan dicapai dengan pengajarannya. Ia juga hendaknya melakukan
berbagai upaya yang membangkitkan motivasi belajar, menciptakan situasi
kompetitif dan kooperatif, memberikan pengarahan dan bimbingan.
2.
Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi
Pendidikan Guru .
Kurikulum bersifat desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun
kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini
diperuntukkan bagi suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu. Kelebihan
dari kurikulum seperti ini diantaranya: kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan masyarakat setempat; Kurikulum dengan tingkat dan kemampuan sekolah,
baik kemampuan profesional, finansial maupun manajerial; Disusun oleh guru-guru
sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya; Ada motivasi
kepada kepala sekolah untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan
kurikulum yang sebaik-baiknya. Namun kelemahan kurikulum ini yaitu: Tidak
adanya seragaman, untuk situasi yang membutuhkan keseragaman demi persatuan dan
kesatuan nasional; Tidak adanya standar penilaiian yang sama, sehingga sukar
untuk diperbandingkan; Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa
kesekolah lainnya; Sukar untuk mengadakan pengelolaan dan penilaiian secara
nasional; Dan belum semua sekolah mempunyai kesiapan untuk menyusun dan
mengembangkan kurikulum sendiri.
Pendidikan
guru
1.
Masalah
pendidikan guru
Masalah pendidikan guru tidak dapat lepas dari masalah pendidikan
secara keseluruhan. Masalah pertama kuantitas pendidikan, berkenaan dengan
penyediaan fasilitas belajar bagi semua anak usia sekolah. Hal itu berkaitan
dengan penyediaan ruang kelas, gedunng dan peralatan sekolah, guru, dan tenaga
pendidikan lainnya.
2.
Standardisasi
pendidikan guru
Pendidikan
guru perlu memiliki suatu standar, yang akan menjadi acuan, baik dalam
pengembangan, pelaksanaan maupun evaluasi program pendidikan guru. Dengan
mengacu pada National Education Association (NEA) Amerika serikat, standar
pendidikan guru meliputi lima komponen pendidikan yaitu: perencanaan,
implementasi, personalia, dan isi program serta keanggotaan dalam profesi guru.
3.
Pendidikan guru
berdasrkan kompetensi
Salah
satu model pendidikan guru yang mungkin bisa mencapai standar adalah model
pendidikan guru berdasarkan kompetensi (PGBK) atau Competence based teacher
education (CBTE).
4.
IKIP, FKIP,
STKIP sebagai lembaga pendidikan guru
Kelemahan dan Kelebihan dari buku ini :
Di dalam buku ini tidak hanya memberitahukan
tentang Pengembangan teori kurikulum saja tetapi juga memberitahukan konsep
kurikulum, macam-macam model konsep kurikulum evaluasi kurikulum ,fungsi
kurikulum , dan juga tujuan dari kurikulum itu diterapkan. Dimana dalam buku
ini menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas lagi pada diri kita atau
pada pembaca. Buku ini patut diacungi jempol karena berkat buku ini, banyak
pendapat dari masyarakat atau si pembaca yang mengakui bahwa buku ini sangat lah
berharga dalam pendidika karena menambah wawasan seseorang dalampendidikan
sehingga pembaca dapat mengetahui tentang pengembangan kurikulum. Informasi ini
pembelajaran dari buku yang ditulis oleh . Dr. Nana Syaodih Sukmadinata..
Dimana berkat buku ini seseorang atau
pembaca ini dari tidak tahu tentang pengembangan kurikulum kini mereka menjadi
tahu tentang kurikulum. Oleh karena itu, buku ini juga patut dijadikan Mega
Best Seller.
Meski penulis tidak membuat semua isi menjadi bentuk kalimat paragraf, tapi ada
yang dijadikan beberapa poin, maka dari itu justru lebih mudah bagi si pembaca
untuk memahami isi dari cerita tersebut, dan mudah dicerna. Seluruh
pengembangan kurikulum yang dijelaskan dalam
buku ini merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh si pembaca, karena di
dalamnya memuat pengetahuan tentang pendidikan pengembangan kurikulum sehingga
membuat wawasan yang lebih luas lagi si pembaca . Dengan demikian, pembaca
dapat mengetahui perkembangan kurikulum dalam pendidikan Maka dari itu, buku
ini sangat cocok sekali bagi seseorang atau pembaca yang kurang mengetahui tentang
pendidikan pengembaangan kurikulum.
Kelebihan lain dari buku ini yaitu di mana penulis juga memberikan kata yang
penuh mutiara, selain itu juga terdapat pernyataan yang nyata yang bisa membuat
si pembaca memahami isi dari buku ini. Jadi, pembaca tidak merasa bosan kala
membaca buku ini. Penulis juga memberikan arahan kepada pembaca, apa yang harus
pembaca lakukan setelah memahami isi dari buku ini, setelah memahami satu per
satu tentang sejarah di kerajaan galuh yang telah dibaca. Dengan itu, maka
pembaca lebih mudah menerapkan dan memahami isi dan maksud kurikulum dari buku
ini. Namun, di sisi kekurangan pada buku ini, penulis kurang kurikulum yang
seperti apa yang baik diterapkan dalam pendidikan . Penulis hanya menuliskan
tetang perkembangan kurikulum, fungsi, macam-macam model kurikulum dan
sebagainya.
2 Komentar:
terima kasih atas resensinya kak Maya Sari. Sangat membantu makalah saya
terimakasih sangat membantu
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda